Mohon tunggu...
Galuh Iftita A.
Galuh Iftita A. Mohon Tunggu... Freelancer - Galuh Ifitita Alivia

Seorang mahasiswa perencana dari Universitas Jember, suka merencanakan termasuk merencanakan ingin menulis apa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Upaya Penanggulangan Kebakaran Hutan

5 Desember 2019   16:37 Diperbarui: 5 Desember 2019   16:55 3301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pohon beringin dapat menjamin pasokan air karena kemampuannya menyimpan cadangan air pada musim hujan dengan baik dan mengeluarkannya pada musim kemarau secara teratur. Selain memiliki manajemen pengairan yang baik, beringin merupakan penguat lereng alami. Pohon ini dapat mencegah erosi karena akar-akarnya yang kuat dan mampu tumbuh bahkan di atas batu sekalipun.

Struktur perakaran dalam dan akar lateralnya mampu mencengkram tanah dengan baik. Postur tubuhnya yang rindang membuat siapapun yang duduk di bawahnya dapat menghirup udara segar. Dedaunan dan akar gantungnya mampu mengubah karbondioksida dan timbal hitam menjadi oksigen. Sedangkan Bambu mempunyai fungsi yang sangat signifikan pada lingkungan untuk menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat tanah dan air. Tanaman bambu yang rapat dapat mengikat tanah pada daerah-daerah lereng, sehingga mampu mengurangi erosi, sedimentasi, dan longsor.

Serumpun bambu dapat menahan air hingga 500 liter, menghasilkan oksigen di mana satu batang bambu cukup menampung cadangan untuk dua orang bernafas. Artinya, serumpun bambu mampu menampung oksigen untuk menampung 200 orang bernafas. Selain itu bambu juga dapat menyuburkan tanah dan menahan tebing. 

Selain itu bamboo juga memiiki nilai jual yang ekonomis sehingga masyarakat tidak perlu lagi membuka lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit maupun yang lainnya. Dengan melakukan pengmbangan bambu dapat menampung air dan juga menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat sekitar sehingga ini akan menciptakan siklus yang akan berulang dan tidak menimbulkan masalah.

Kemudian pemerintah juga bisa menerapkan teknologi dalam menanggulangi permasalahan kebakan hutan dan lahan yang terjad saat ini. Seperti mengetahui titik-titik yang menjadi sumber api berawal agar para petugas dapat dengan sigap untuk melakukan pemadaman agar tidak tersebar secara luas. 

Jika daerah yang ingin dijangkau sulit pemerintah bisa menggunakan pesawat khusus yang sering digunakan negara-negara maju dalam melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran hutan. Kemudian bisa menempatkan tirai-tirai khusus penangkap embun untuk melakukan penyiraman dikala musim kemarau terjadi agar tidak ada gesekan ranting-ranting kering yang dapat memicu munculnya api yang memungkinkan kebakaran hutan.

Tak hanya itu, program pencegahan juga dilakukan oleh pihak swasta yang merasa ikut andil dalam keadaan kebakaran hutan ini. Salah satunya adalah dengan program pencegahan yang disebut Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang diharapkan dapat membantu warga dalam menjaga lingkungan sekitarnya. 

Kemudian dikenalkan juga program pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan secara terpadu yang disebut dengan Integrated Fire Management (IFM). Program ini antara lain mulai dari pembentukan Regu Pemadam Kebakaran (RPK) mandiri, penggunaan teknologi modern, hingga kelengkapan infrastruktur dan peralatan yang memadai. 

Baik program DMPA dan IFM merupakan salah satu kerja nyata untuk menanggapi kebijakan konservsi hutan. Kebijakan ini tak hanya membahas tentang keadaan hutan dan iklim yang kian berubah. Namun juga mencakup perngembangan sumber daya manusia sebagai pelaku kegiatan dan kelestarian alam yag berada di kawasan sekitar seperti Kalimantan Barat.

Menurut artikel ilmiah yang ditulis oleh Candradewana Boer, pada tulisnnya "Forest and fire suppression in East Kalimantan, Indonesia" menjelaskan beberapa perencanaan dan aktifitas yang digunakan di Indonesia dalam menanggulangi dan mencegah kebakaran hutan. Salah satunya adalah dengan Pembagunan Masyarakat Desa Hutan yang mewadahi masyarakat, khususnya petani dalam mengatur pembukaan lahan yang terkadang beruntut pada kebakaran hutan.

Sebuah program akan menjadi terwujud apabila ada peran aktif semua elemen masyarakat di dalamnya. Dengan program penanaman vegetasi yang mampu menyerap air hingga pembuatan kebijakan yang mengatur pembukaan lahan hutan secara liar. Tujuan utama untuk mengurangi dan mencegah dampak kebakaran hutan tentunya diperlukan usaha dan kerja keras yang tidak sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun