Mohon tunggu...
Galuh OkaWardani
Galuh OkaWardani Mohon Tunggu... Freelancer - -

Mahasiswa S1 Pariwisata UGM Angkatan 2018

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Potensi Indonesia Menjadi Tempat Singgah Kapal Pesiar Dunia

8 April 2020   12:14 Diperbarui: 8 April 2020   13:08 2984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interior kapal pesiar Harmony of the Sea (sumber:royalcaribbean.com)

Berwisata menggunakan kapal pesiar atau cruise merupakan salah satu atraksi wisata yang tergolong mewah, setidaknya begitulah anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal wisata kapal pesiar ini saat ini sudah dapat dinikmti bahkan oleh kaum menengah.

Berwisata menggunakan kapal pesiar merupakan salah satu atraksi wisata yang sangat menarik. Penumpang dapat mengunjungi berbagai tempat di dunia tanpa harus repot menyiapkan keperluan setiap harinya.

Kapal pesiar dilengkapi dengan fasilitas hotel berbintang, diantaranya adalah kamar yang nyaman dan luas, restoran mewah yang menyajikan makann dari penjuru dunia, hiburan-hiburan berupa pertunjukkan atau show, kolam renang, fasilitas bowling, spa, shopping arcades, kids playground, sportplex, dsb.

Indonesia sendiri yang merupakan negara maritim dengan keindahan alam yang sudah tidak perlu diragukan lagi ini sangat berpotensi menjadi tujuan wisata kapal pesiar. Optimalisasi wisata laut via kapal pesiar ini berpotensi menyumbang lima juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya dari wilayah Asia dan Australia.

Namun, kenyataannya wisatawan asing yang masuk via kapal pesiar saat ini baru sekitar 200 ribu orang. Tentu saja jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang harusnya dapat dikembangkan. Jumlah kunjungan kapal pesir di seluruh pelabuhan di Indonesia saja baru mencapai 372 kunjungan pada tahun 2018 lalu.

Jumlah angka kedatangan kapal pesiar  paling tinggi adalah Bali dengan 82 kunjungan, disusul oleh Kepulauan Gili sebanyak 43 kunjungan, Pulau Komodo sebanyak 40 kunjungan, Semarang sebanyak 23 kunjungan, dan Surabaya sebanyak 20 kunjungan.

Dengan jumlah tersebut, Indonesia menempati urutan ketujuh dalam daftar negara Asia yang paling banyak dikunjungi kapal pesiar. Sementara itu, posisi pertama adalah Jepang dengan jumlah kunjungan yaitu Melalui peraturan Menteri Perhubungan No 121 Tahun 2015.

Kementrian Perhubungan telah menetapkan lima pelabuhan di Indonesia untuk beroperasi sebagai pelabuhan transit untuk melakukan turnaround bagi kapal pesiar berbendera asing, pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno-Hatta di Makassar, dan Benoa di Bali. Pada tahun 2019 lalu, terdapat satu lagi pelabuhan yang dapat menjadi tempat bersandar kapal pesiar, yaitu Pelabuhan Gili Mas di Lombok.

Sebagian besar pelabuhan di Indonesia memiliki kelemahan yang sama, yaitu infrastruktur yang kurang memadai untuk menjadi tempat singgah bagi kapal pesiar khususnya yang berukuran besar yang memiliki panjang lebihdari 300 meter.

Permasalahan utama terkait dengan infrastruktur ini adalah sempitnya kolam pelabuhan sehingga kapal pesiar yang berukuran besar tidak dapat bermanuver. Hal ini mengakibatkan kapal pesiar ini hanya dapat berlabuh di tengah laut sehingga meyulitkan penumpang untuk turun ke darat. 

Selain itu fasilitas berupa terminal penumpang kapal pesiar yang masih berkapasitas terbatas, serta alat keamanan yang kurang memadai sehingga tidak menjamin keamanan penumpang kapal pesiar.

Tahun ini Pelabuhan Benoa di Bali akan mendapatkan revitalisasi dengan menambah luas dermaga dengan kapasitas sandar dari yang mulanya 1 menjadi 4 kapal pesiar secara bersama. Selain itu Pmerinth melalui Pelindo III juga akan mnambah kapasitas terminal dari 150 call/tahun menjadi 600 call/tahun dan kapasitas penumpang dari 1 juta menjadi 3,2 juta orang.

Sebelumnya kapal pesiar tidak dapat bersandar di Pelabuhan Benoa dan penumpang yang ingin menikmati keindahan Pulau Bali harus naik menggunakan kapal yang lebih kecil dahulu untuk mencapai daratan. Pemerintah juga akan mengupayakan agar penumpang kapal pesiar yang turun dapat dibagi untuk berkunjung ke Denpasar, Gianyar, Badung, dsb. serta akan diarahkan untuk meninjau pusat kerajinan.

Hal ini dilakukan agar masyarakat setempat juga memperoleh manfaat dari adanya kunjungan kapal pesiar ini. Diharapkan nantinya Pelabuhan Benoa ini dapat menjadi home port bagi kapal pesiar yang bersandar di Indonesia.

Kapal Sun Princess yang mendarat di Pelabuhan Gili Mas, Lombok (sumber : republika.co.id)
Kapal Sun Princess yang mendarat di Pelabuhan Gili Mas, Lombok (sumber : republika.co.id)

Hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah di Pelabuhan Gili Mas. Minat penumpang kapal pesiar sendiri untuk mengunjungi Lombok sangat tinggi. Namun, sayangnya sebelum tahun 2019, kapal pesiar tidak bisa bersandar di pelabuhan ini dan hanya bisa berlabuh. Namun pada akhir tahun 2019 lalu akhirnya Pelabuhan Gili Mas dapat menjadi tempat sandar untuk kapal pesiar yang bahkan memiliki panjang lebih dari 300 meter.

Ke depan diharapkan pemerintah dapat memperbaiki infrastruktur yang ada di pelabuhan di Indonesia sehingga dapat menjadi tempat sandar kapal pesiar dan meningkatkan kunjungan wisatawan serta memberikan manfaat kepada masyarakat setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun