Mohon tunggu...
Galuh Pramesti Regita Andini
Galuh Pramesti Regita Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nasional

Pengagum tokoh fiksi dan amatir yang tidak pernah berhenti.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Perubahan Iklim dari Sudut Pandang Umat Beragama, Hingga Sinyal Krisis Etika

1 Agustus 2022   23:46 Diperbarui: 2 Agustus 2022   10:49 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam perspektif etika lingkungan, kerusakan alam bukanlah persoalan teknis, melainkan adanya krisis moral pada manusia. Dapat dikatakan bahwa kerusakan lingkungan atau krisis ekologis yang kini dihadapi manusia berakar dari kurangnya etika dan moral manusia terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, tentunya manusia harus memiliki etika lingkungan. Etika lingkungan begitu penting untuk ditanamkan dalam pribadi masing-masing sebagai metode untuk mengubah pandangan dan perilaku manusia terhadap lingkungannya. Ketika pandangan dan pola perilaku manusia terhadap lingkungannya berubah, maka persoalan teknis yang seringkali diperbedebatkan juga turut berubah.

Krisis etika lingkungan terjadi dikarenakan orang-orang masih minim kesadaran dan kepekaan terhadap pelestarian lingkungan dan dampaknya. Contoh kecil krisis etika lingkungan yang seringkali terjadi di Indonesia yaitu kebiasaan buang sampah sembarangan di sungai hingga tindakan seperti meletakkan sampah di pinggir jalan lalu berpura-pura seolah sampah tersebut bukan miliknya. Meski berbagai macam larangan buang sampah sembarangan telah diberlakukan, rasanya sia-sia karena kebiasaan tersebut masih kerap dijumpai. Memang tidak mudah untuk membangun etika lingkungan. Namun berbahaya jika suatu saat orang-orang mulai menganggap bencana alam sebagai fenomena yang normal terjadi dan berpikir bahwa hal itu tidak perlu ditanggapi dengan serius.

Dengan demikian, peran suatu kelompok atau komunitas juga dibutuhkan. Mengapa? Karena penyampaian kampanye lingkungan oleh kelompok atau komunitas-komunitas tertentu cukup efektif untuk mengubah perspektif dan perilaku masyarakat, tentunya jika ada kerjasama yang bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Sebab meja perundingan dan kesepakatan yang ditandatangani antar negara mengenai perubahan iklim belum cukup untuk menggerakan orang-orang dalam aksi nyata mengurangi penyebab dan dampak perubahan iklim.

Kelompok beragama merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh cukup besar jika mengkampanyekan lingkungan. Hal ini dikarenakan tokoh-tokoh agama memiliki pengaruh dan kepercayaan tersendiri dari publik. Salah satu cendekiawan muslim Roy Murtadho mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius dengan tradisi keagamaannya yang kuat, oleh sebab itu wajar bila masyarakat kita merasa lebih dekat dengan tokoh agama ketimbang akademisi atau ahli ekologi (tirto.id, 2021).

Jika membahas kelompok beragama, ajaran agama memiliki perspektif bahwa menjaga lingkungan merupakan salah satu perintah Tuhan yang harus ditaati manusia. Kerusakan alam seperti krisis perubahan iklim membuktikan adanya pergeseran paradigma manusia beragama. Satu sisi agama menekankan pentingnya melestarikan alam, akan tetapi tingkah laku manusia berbanding terbalik dengan apa yang terjadi. Disinilah peran kelompok agama dibutuhkan, salah satunya berkampanye mengenai lingkungan atau melakukan penyadaran dengan upaya lainnya berdasarkan kitab suci dalam agama masing-masing.

Dalam kelompok agama islam misalnya, Tasdianto selaku kepala kantor lingkungan hidup regional Jawa menjelaskan bahwa telah ada kerjasama dengan berbagai pesantren di wilayah Jawa untuk menciptakan para santri yang berwawasan lingkungan. "Di Jogja, di bawah lereng merapi ada sebuah pesantren yang saat ini menjadikan wawasan dan sadar lingkungan sebagai salah satu subjek yang didalami selain pengetahuan agama dan umum,"paparnya. Tak hanya pesantren, pemerintah juga melakukan kerjasama dengan organisasi umat islam yaitu dengan Muhammadiyah. "Pemerintah bersama PP Muhammadiyah telah membangun kerja sama dalam gerakan penaman pohon dan sadar lingkungan yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu dan akan terus berlanjut," ujar Tasdianto (umy, 2010).

Sejantinya alam yang terawat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik, untuk itu mari kita coba menerapkan etika lingkungan di kehidupan sehari-hari dan bersama-sama merobohkan jurang ekologi untuk kebaikan planet Bumi yang menjadi tempat tinggal kita bersama.

 

Sumber:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/29/bnpb-kejadian-bencana-alam-indonesia-capai-3058-sepanjang-2021 

https://greeneration.org/media/green-info/bumi-memanas-15-derajat-celcius-apa-akibatnya/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun