Mohon tunggu...
Galuh Pramesti Regita Andini
Galuh Pramesti Regita Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nasional

Pengagum tokoh fiksi dan amatir yang tidak pernah berhenti.

Selanjutnya

Tutup

Film

KKN di Desa Penari: Antara Norma dan Sanksi Mistis

15 Juli 2022   10:17 Diperbarui: 15 Juli 2022   10:24 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Begitulah bunyi peribahasa lama yang sudah tidak asing bagi kita, yang memiliki makna bahwa dimanapun kita berada disitulah kita seharusnya menjaga perilaku dan menghormati adat istiadat serta kebiasaan budaya setempat. Jangan sampai kita abai terhadap budaya setempat dan berlaku seenaknya.

Ilustrasi ini sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana sepantasnya manusia berperilaku dan mematuhi norma yang ada. Seperti yang kita ketahui bahwa norma merupakan hal yang mengikat masyarakat pada aturan tertentu. Norma memiliki peran yang begitu besar dalam setiap aspek kehidupan masyarakat, norma diciptakan demi mencapai kehidupan yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh manusia.

Kehadiran norma begitu penting bagi manusia, bukan hanya menuntun manusia untuk menjalani kehidupan yang sesuai aturan saja, namun adanya norma juga berguna agar manusia tidak menciptakan kerugian bagi orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa norma di masyarakat terdiri dari lima jenis norma, yaitu norma hukum, agama, etika, kesopanan, dan kesusilaan. Dalam norma-norma ini berisikan aturan, pedoman, perintah hingga larangan bagi manusia. Adapun perintah merupakan hal yang sepatutnya dilakukan, sementara larangan yakni sesuatu yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan.

Namun, apa yang terjadi dalam praktiknya? Tak jarang manusia melanggar norma-norma tersebut. Hal inilah yang terjadi dalam film KKN di Desa Penari, sebuah film horor yang menceritakan kejadian-kejadian mistis di luar nalar manusia menimpa enam mahasiswa yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di desa asing yang disebut dengan Desa Penari.

Dalam film dikisahkan bahwa kegiatan KKN yang dilakukan keenam mahasiswa ini awalnya berjalan dengan lancar. Namun lama-lama sejumlah kejadian mistis pun mulai terjadi, mulai dari tokoh Nur dan Widya yang mengalami hal-hal aneh hingga munculnya penampakan dari seorang penari cantik.

Ternyata kejadian-kejadian mistis yang dialami enam mahasiswa tersebut disebabkan oleh beberapa mahasiswa itu sendiri yang telah melanggar norma dan adat istiadat di desa penari tersebut, seperti melewati batas terlarang dan yang paling parah adalah perbuatan tidak senonoh yang dilakukan oleh dua tokoh mahasiswa bernama yaitu Ayu dan Bima di tempat yang tidak sepatutnya.

Seperti peribahasa "apa yang kau tanam, itulah yang akan kau tuai" dua tokoh yang melakukan pelanggaran ini menuai akibat dari tindakan mereka dan sudah terlalu terlambat untuk ditolong. Karena raga milik mereka telah terjebak dalam angkara murka oleh sang penunggu jin penari di desa tersebut yaitu Badaruwuhi. Bahkan di akhir cerita, dua mahasiswa ini diceritakan meninggal dunia secara mengenaskan akibat perbuatan mereka itu.

Dalam konteks ini, "larangan" yang dilanggar oleh mahasiswa yang melakukan KKN di Desa Penari dapat kita sebut sebagai pelanggaran norma, khususnya tindakan Ayu dan Bima yang merupakan pelanggaran norma atas kesopanan (Prasetyo, 2022). Dan tentunya seperti yang kita ketahui bahwa setiap tindakan tidak terlepas dari konsekuensi dan akibat yang akan dialami.

Adapun segala bentuk kejadian mistis tidak terlepas dari norma dan aturan yang berlaku, norma dan aturan yang dimaksudkan adalah adat istiadat daerah setempat yang memang telah berlaku lama dan turun menurun dari generasi ke generasi. Jadi dapat dikatakan bahwa sejumlah kejadian-kejadian mistis hingga wafatnya dua tokoh mahasiswa dalam film KKN di Desa Penari ini dapat disebut sebagai "sanksi mistis" atas norma yang mereka langgar (Prasetyo, 2022).

Dalam hal ini film KKN di Desa Penari memberikan pelajaran bagi kita untuk mawas diri dimanapun kita berada, dan sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk beradaptasi dan menghormati norma-norma sosial serta adat istiadat yang ada sebagai bentuk menghargai masyarakat setempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun