Mohon tunggu...
Galuh KrisnaMukti
Galuh KrisnaMukti Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Be the best your self

Semarang99

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesadaran akan Dampak Adiksi Media Sosial

30 Oktober 2020   23:00 Diperbarui: 30 Oktober 2020   23:09 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etikan dan norma yang ada. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial. Dari berbagai kalangan dan usia hampir semua masyarakat Indonesia memiliki dan menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana guna memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik.

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah. Sedangkan dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain. Adanya media sosial  telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat. Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial dan segala   bentuk   perubahan-perubahan   pada   lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem  sosialnya,  termasuk  didalamnya nilai-nilai,  sikap  dan  pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial positif seperti kemudahan memperoleh dan menyampaikan informasi, memperoleh keuntungan secara sosial dan ekonomi. Sedangkan perubahan sosial yang cenderung negatif seperti munculnya kelompok – kelompok sosial yang mengatasnamakan agama, suku dan pola perilaku tertentu yang terkadang menyimpang dari norma – norma yang ada.  

Ketergantungan dapat terjadi dalam kondisi apapun tak terkecuali bersosial media. Ketergantungan dalam bahasa masyarakat Indonesia sehari-hari lebih populer disebut dengan kecanduan, hal ini dapat didefinisikan sebagai aktivitias yang dilakukan berulang kali dapat menimbulkan dampak negatif bisa juga mengarah pada dampak positif. Sosial media atau media sosial jika digunakan secara terus-menerus akan menimbul rasa ketergantungan. Para peneliti di Universitas Chicago, dilansir dari https://laravel-livewire.com/, menyimpulkan bahwa kecanduan media sosial dapat lebih kuat dari kecanduan rokok dan minuman keras menyusul percobaan di mana mereka mencatat hasrat dari beberapa ratus orang selama beberapa minggu mereka lebih memilih media sosial dari pada merokok.

Dan dari Harvard University, peneliti menghubungan para pecandu sosmed pada mesin MRI untuk memindai otak mereka dan melihat apa yang terjadi ketika mereka membicarakan diri mereka sendiri, yang merupakan bagian penting dari apa yang orang-orang lakukan di media sosial. Peneliti menemukan bahwa komunikasi pengungkapan diri merangsang pusat kesenangan otak yang sama seperti gairah terhadap seks dan makanan. Pemindaian otak lainnya dari sejumlah penelitian terpisah juga menunjukkan pola kesenangan yang sama antara pencandu sosmed dengan para pecandu narkoba.

Banyak dokter telah mengamati gejala kecemasan, depresi, dan beberapa gangguan psikologis pada orang yang menghabiskan banyak waktu di dunia maya, tetapi hanya ada sedikit bukti kuat yang telah ditemukan mampu membuktikan bahwa media sosial atau penggunaan internet menyebabkan gejala kecanduan. Begitu pula dengan kurangnya data tentang kecanduan jejaring sosial. Kebiasaan sehari-hari yang mungkin menandakan Anda kecanduan media sosial, seperti halnya bangun tidur langsung mengecek media sosial, harus online dimanapun dan kapanpun, Terdorong untuk mengunggah selfie dan status terbaik demi mengundang likes, tidak bisa berada di tempat yang susah sinyal, dan merasa percaya diri ketika di media sosial saja

Tampaknya saat ini media sosial sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Setiap waktu, manusia disibukan dengan mengotak-atik smartphonenya untuk mengakses apa saja yang ia diinginkan. Sehingga, banyak orang yang mencurahkan segala isi hatinya kepada orang lain lewat jejaring sosial semisal facebook dan twitter

Susah bersosialisasi dengan orang sekitar. Ini disebabkan karena pengguna sosial media menjadi malas belajar berkomunikasi secara nyata. Hal ini memang benar sekali, karena saya mempunyai teman yang sangat aktif di sosial media, dia selalu memposting apa saja yang sedang dia kerjakan, namun keadaan yang berbeda 180 derajat jika bertemu secara nyata. Orang yang aktif di soaial media, jika bertemu langsung nyatanya adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bergaul. situs sosial media akan membuat seseorang lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet.

Tertinggal dan terlupakannya bahasa formal. Karena pengguna social media lebih sering menggunakan bahasa informal dalam kesehariannya, sehingga aturan bahasa formal mereka menjadi terlupakan. Mengurangi kinerja. Karyawan perusahaan, pelajar, mahasiswa yang bermain media sosial pada saat sedang mengerjakan pekerjaannya akan mengurangi waktu kerja dan waktu belajar mereka. Berkurangnya privasi pribadi. Dalam sosial media kita bebas menuliskan dan men-share apa saja, Sering kali tanpa sadar kita mempublish hal yang seharusnya tidak perlu disampaikan ke lingkup sosial. Kejahatan dunia maya. Kejahatan dikenal dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Diantaranya : carding, hacking, cracking, phising, dan spamming. Pornografi. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Terkadang seseorang memposting foto yang seharusnya menjadi privasi dia sendiri di sosial media, hal ini sangat berbahaya karena bisa jadi foto yang hanya di postingnya di sosial media disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Perilaku manusia yang semakin hari semakin kecanduan dalam menggunakan jejaring sosial ini, akan mempengaruhi komunikasinya dalam kehidupan nyata, sehingga antara individu dengan individu lainnya seperti tidak saling kenal karena sudah terbiasa berkomunikasi melalui jejaring social yang sering disebut dengan dunia maya. Dengan segala kecanggihannya dalam mengakses dalam media sosial ini seharusnya menjadikan individu lebih kreatif dan produktif. Tetapi, realitanya banyak individu lebih menjadi manusia yang hedonis . jadi, intinya dalam menggunakan media sosial ini selayaknya digunakan dengan baik dan bermanfaat, juga supaya media sosial ini digunakan dengan semestinya.

Media sosial tidak akan terlepas dari pengaruh positif maupun negatifnya, dampak itu tergantung penggunanya sendiri. Namun remaja sendiri dapat membatasi dengan norma dan moral yang baik. Pembentukan karakter sejak dini termasuk saat remaja sangatlah penting bagi masa depan diri remaja itu sendiridan lebih luas lagi bagi masa depan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun