[caption id="attachment_140297" align="aligncenter" width="644" caption="Durian Medan(Ilustrasi diambil dari Google)"][/caption]
Banyaknya lapak penjual durian yang mulai mengggelar dan menyusun dagangannya selepas magrib menjadi hal biasa dilihat didepan penjara Salemba setiap harinya. Tapi tidak sedikitpun hati ini tergugah untuk mampir dilapak tersebut, Tapi akhirnya hati ini luluh juga ketika salah satu keponakannku yang penikmat durian mereyek minta dibelikan durian. " Nanti ya sehabis shalat magrib kesana kataku". Dan inilah hasil akhir perjalananku berwisata kuliner di malam hari dengan menikmati makan durian medan di pinggir jalan.
[caption id="attachment_140303" align="alignleft" width="320" caption="Penjual Lapak duren medan (koleksi pribadi)"][/caption]
"Jalan kaki saja ya" kataku, mengingat jaraknya yang tidak terlalu jauh dan hanya seratus meter saja dari rumah. Dengan mengandalkan mobil pick up yang terbuka mereka menaruh durian didalamnya dan membiarkan pembeli untuk memilih durian sesuai dengan pilihan pembeli, setelah itu sipenjual akan mencungkil sedikit isi durian dengan ujung pisau untuk dicicipi oleh pembeli sebelum pembeli memutuskan untuk mengiyakan.
Bagi yang ingin memakan ditempat, tidak perlu khawatir karena penjual menyediakan meja bongkar pasang yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan tentu saja meja plastik berikut kobokan untuk mencuci tangan selepas makan durian.
Fisiknya durian medan memang tidaklah terlalu besar seperti durian monthong, walaupun begitu tekstur dagingnya sangat lembut dan sedikit berkrim dan rasanyapun manis, walaupun daging buahnya tidak banyak karena bijinya sangat besat.
Satu buah durian sudah habis ludes disantap, Ketika saya menawarkan untuk menambah lagi, ponakanku dengan malu malu bilang, ga; akh dah kenyang. " Tapi kalau tante (maksudnya saya) mau nambah, gimana....mau ga, kataku sembari mengajak becanda. heheheheh...mau deh, tapi makannya berdua ya. Oke deh, Segera saya menghampiri sipenjual dan memilih durian yang paling bagus untuk disantap lagi.
Alhamdulilah kenyang juga ya...perut ini, sembari memegang perut tapi rupanya ponakannku belumlah kenyang dan sayapun tidak merekomendasikannya untuk memakan durian banyak banyak, mengingat usianya masih tujuh tahun. Kuajaklah ia ke penjual martabak bangka yang letaknya tidak jauh dari lapak duren medan untuk memesan martabak keju susu kesukaanya dan dibawa pulang.
Sembari berjalan pulang, ponakanku berkata, "Kapan kapan, makan durian lagi ya..." Iya, jawabku, doain aja ya rezekinya banyak"