Mohon tunggu...
Galih Wicaksono
Galih Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Pemula

Literasi Generasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kilas Balik G30S/PKI, Siapa yang Salah?

1 Oktober 2022   21:03 Diperbarui: 1 Oktober 2022   21:05 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diakses dari https://telisik.id/news/g30s-pki-peristiwa-penting-dalam-sejarah-indonesia

Pemahaman tentang sejarah bangsa merupakan salah satu pemahaman mendasar, yang ditanamkan dalam dunia pendidikan Indonesia. Kebijakan ini tentu relevan, jika kita kaitkan dengan sejarah peradaban bangsa Indonesia itu sendiri. Lebih dari itu, kebijakan ini merupakan salah satu bukti nyata dari aktualisasi pesan Bung Besar sebagai salah satu founding fathers Bangsa Indonesia. Dalam hal ini, setidaknya ada dua kalimat Bung Besar yang tentu sangat familiar dikalangan readers sekalian. Sang Putra Fajar menegaskan bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya", oleh karena itu "jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah (JAS MERAH)". Berkaitan dengan pesan Sang Proklamator tersebut, pada hari ini Bangsa Indonesia memperingati salah satu peristiwa bersejarah yang sangat membekas dalam sejarah peradaban Bangsa. Peristiwa besar yang hingga saat ini masih menjadi perdebatan dan topik diskursus penting para ahli maupun masyarakat umum Indonesia. Peristiwa tersebut, tentu tak lain dan tak bukan adalah peristiwa Pemberontakan 30 September dan Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Juni. Terlepas dari perdebatan hangat nan mendalam tentang keberlangsungan peristiwa tersebut, penulis dalam hal ini akan membahas beberapa teori besar yang dikaitkan dengan Peristiwa 30S/PKI. Berikut adalah ulasannya :

  • Kudeta Jenderal Soeharto Terhadap Kepemimpinan Soekarno

Salah satu teori besar yang mungkin pernah didengar oleh para readers tentang G30S/PKI adalah bahwa peristiwa ini merupakan upaya kudeta yang dilakukan oleh Soeharto terhadap Soekarno. Salah satu alasan mengapa teori ini muncul, adalah karena Seoharto merupakan suksesor Soekarno dalam periode Pemerintahan berikutnya. Jalan Soeharto untuk menduduki singgasana Kepresidenan dianggap terlalu mudah, dengan berlandaskan Surat Perintah 11 Maret (SUPERSEMAR) dan terjadi pasca upaya pembersihan sisa-sisa G30S/PKI. Teori ini kemudian diperkuat dengan pandangan Brian May dalam buku yang berjudul Indonesian Tragedy, yang menyatakan bahwa Soeharto memiliki hubungan dekat dengan Pemimpin G30S/PKI, yaitu Letkol Untung. 

  • Soekarno Adalah Dalang G30S/PKI

 Sekilas, teori ini mungkin terdengar tidak masuk akal dan sangat sulit untuk direkonstruksi keabsahannya. Namun pada faktanya, teori ini juga merupakan salah satu teori terkenal yang berkaitan dengan berlangsungnya peristiwa G30S/PKI itu sendiri. Argumentasi ini merupakan pandangan yang disampaikan oleh Anthony Dake dan John Hughes, dimana mereka berpandangan bahwa Soekarno yang saat itu menjabat sebagai Presiden Indonesia ingin menghapuskan kekuatan yang berasal dari sebagian Perwira Tinggi TNI AD. Teori ini diperkuat dengan sikap kekeluargaan dan hubungan dekat yang dijalin oleh Soekarno dengan PKI. Keterkaitan Soekarno dengan PKI menjadi realitas nyata yang tidak terbantahkan, karena Soekarno sendiri pernah mencetuskan Ideologi NASAKOM (NASionalis, Agama, KOMunisme). Teori ini semakin menguat, ketika Shri Biju Patnaik yang merupakan seorang pilot India menceritakan kisahnya yang diperintahkan oleh Soekarno untuk meninggalkan Jakarta pada tengah malam 30 September 1965. Perintah Soekarno ini kemudian dianggap sebagai salah satu indikasi, bahwa Soekarno telah mengetahui tentang peristiwa besar yang akan terjadi. Namun teori ini sendiri memiliki kelemahan, karena pada faktanya Bung Besar menyatakan sikap menolak dan mengutuk gerakan G30S/PKI dalam sidang Kabinet Dwikora pada 6 Oktober 1965 yang dilaksanakan di Bogor.

  • Keterlibatan CIA dan Inggris, Untuk Mencegah Bergabungnya Indonesia Dalam Pakta Warsawa

Teori selanjutnya yang tidak kalah penting untuk dianalisis, adalah adanya keterlibatan intelejen CIA dan Inggris dalam G30S/PKI. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa Indonesia pada era Perang Dingin dibawah kepemimpinan Soekarno merupakan salah satu negara yang menjalin hubungan mesra dengan Uni Soviet. Kemesraan Indonesia dengan Uni Soviet tentu menjadi perhatia tersendiri bagi Amerika Serikat dan Inggris yang merupakan lawan Uni Soviet dalam Perang Dingin. Kekhawatiran Amerika Serikat dan Inggris tentang potensi bergabungnya Indonesia dalam Pakta Warsawa (aliansi negara komunis pimpinan Uni Soviet), semakin berkembang ketika poros Jakarta - Peking - Pyongyang - Moskow terbentuk. Amerika dan Inggris yang saat itu berusaha untuk menguasai Asia Tenggara diduga turut serta terlibat dalam upaya G30S/PKI yang gagal terjadi di Indonesia. Teori ini sendiri dikemukakan oleh Peter Dale Scout dan Geoffrey Robinson. Dalam literatur lain, dijelaskan juga bahwa keterlibatan Inggris dalam gerakan 30 September sendiri merupakan upaya untuk menjatuhkan Soekarno dari jabatannya. Kebijakan Soekarno untuk melakukan konfrontasi dengan Malaysia melalui semboyan "GANYANG MALAYSIA" dan menyatakan bahwa Malaysia merupakan negara boneka bentukan neokolonialisme, menjadikan Inggris tidak suka dan menganggap Soekarno sebagai ancaman politik yang nyata. Teori ini disampaikan oleh Greg Paulgrain. Teori ini semakin menguat, setelah sebuah dokumen rahasia yang dikenal dengan nama Dokumen Gilchrist muncul. Dokumen Gilchrist sendiri merupakan dokumen yang berasal dari telegram Andrew Gilchrist (Duta Besar Inggris di Jakarta) yang dikirimkan kepada Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris. Adapun isi dari dokumen tersebut, adalah rencana operasi militer gabungan Inggris dan Amerika Serikat untuk menjatuhkan Soekarno.

  • Persoalan Internal TNI Angkatan Darat

Teori tentang berlangsungnya G30S/PKI selanjutnya, menyatakan bahwa peristiwa sejarah tersebut merupakan konsekuensi yang timbul atas persoalan internal yang terjadi di TNI AD. Teori ini menyatakan bahwa para pemimpin TNI AD saat itu menjalani hidup yang terlalu bermewah-mewahan dan berorientasi pada tindakan memperkaya diri. Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya gerakan 30 September. Teori ini dikemukakan oleh tiga orang ahli, yaitu Ben Anderson, W. F. Wertheim, dan Coen Hotsapel. Teori ini sendiri memiliki kelemahan, berupa fakta sejarah bahwa Jenderal Nasution saat itu menjalani kehidupan dengan sederhana dan jauh dari kata bergelimang harta.

  • Chaos Theory 

Teori terakhir yang akan penulis bahas terkait G30S/PKI, adalah chaos theory. Inti dari teori ini, adalah bahwa G30S/PKI tidak dilakukan oleh seorang aktor tunggal. Artinya, teori ini merupakan teori yang menggabungkan keseluruhan pendapat para ahli yang ada tentang aktor tunggal yang terlibat dalam G30S/PKI. Teori ini menyatakan bahwa G30S/PKI terjadi karena pengaruh barat (Amerika Serikat dan Inggris), permasalahan internal AD, dan oknum PKI. Teori ini menjadi teori yang paling sedikit dipercaya. Adapun yang mengembangkan teori ini, adalah John D. Legge.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun