Mohon tunggu...
Galih Kusumah
Galih Kusumah Mohon Tunggu... Researcher -

Entrepreneur, Lecturer, Researcher

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami (Warisan)

6 Juni 2017   07:36 Diperbarui: 7 Juni 2017   18:43 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anda bosan?

Saya juga.

 

Tapi gelisah ini tak bisa hilang karena begitu banyaknya orang yang memahami Warisan secara negatif.

Bagi mereka, ‘Warisan’ merupakan hasil pemikiran Liberal, menyesatkan, dan anti Islam.

Interpretasi ini sekaligus ‘menuduh’ semua yang pro terhadap ‘Warisan’ sebagi bagian dari kelompok Liberal yang menyesatkan.

 

Poin kebencian mereka terhadap ‘Warisan’ bermuara pada satu kalimat: “Agama adalah Warisan”.

“Agama Islam itu bukan sekedar Warisan” kata mereka sembari memberi bukti dengan banyaknya Mualaf yang mendapatkan hidayah.

Argumen ini valid. Tapi bukan itu pokok pemikiran ‘Warisan’.

‘Warisan’ tidak pernah bermaksud untuk mem-validasi argumen bahwa Agama adalah sebuah warisan yang diturunkan orang tua dan tidak dapat berubah. Bukan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun