Mohon tunggu...
Galih Rahman Hafid
Galih Rahman Hafid Mohon Tunggu... Petani - Planter

PT Perkebunan Nusantara VIII, Palm Oil Field Assistant

Selanjutnya

Tutup

Money

Pertanian Indonesia Maju: Capaian dan Tantangan

21 Mei 2019   23:35 Diperbarui: 22 Mei 2019   13:49 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Gerakan Nasional Satu Juta Petani Milenial/ANTARA

Regenerasi Petani

Aging Agriculture, Under Value, dan tingginya migrasi tenaga kerja ke sektor non pertanian merupakan kenyataan dari beragam persoalan yang dihadapi ketika sektor pertanian masih dan akan tetap menduduki posisi strategis dalam pembangunan di Indonesia. Ancaman terhadap keberlanjutan pertanian semakin nyata ketika terjadi penurunan partisipasi pemuda dalam kegiatan ekonomi pertanian yang berarti semakin sedikitnya generasi muda yang mau mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan sektor pertanian.

Ironi, kondisi pertanian terancam kepunahan bukan karena masalah lahan, tetapi karena tidak adanya generasi penerus yang akan mengelola negara agraris dengan lahan pertanian yang sangat subur ini. Secara pelan namun pasti, kegiatan pertanian cenderung menuju lubang kematian. Kenapa ini bisa terjadi? karena pada kenyataannya sektor pertanian Indonesia saat ini dihadapkan pada tiga persoalan, yaitu :

1. Tuanya umur pelaku pertanian (aging agriculture)

Klasifikasi Usia Sektor Pertanian/Kompas Data
Klasifikasi Usia Sektor Pertanian/Kompas Data
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat partisipan dalam kegiatan pertanian sangat di dominasi oleh tenaga tua, usia tua (aging) identik dengan pendidikan dan kulitas kerja rendah, dicirikan dengan kemunduran secara fisik sehingga produktivitasnya rendah.

2. Under Value

Rendahnya minat dan penilaian generasi muda, termasuk pada pendidikan pertanian. Sektor pertanian dipandang sebagai pekerjaan yang identik dengan kemiskinan, kotor, tidak bergengsi, status sosial yang rendah dan berpenghasilan sedikit dengan jangka waktu yang panjang untuk mendapatkan hasil panen. Bahkan kasus yang tidak sedikit terjadi adalah ketika seorang lulusan perguruan tinggi jurusan pertanian mengalami penurunan minat untuk terjun pada sektor pertanian, hal itu terjadi karena pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, semakin tinggi pendidikan tentu seseorang akan memiliki pemikiran yang lebih sistematis, memiliki gengsi yang lebih tinggi dan membentuk pola pikir bertani dianggap tidak sepadan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.

3. Tingginya Migrasi ke Sektor non Pertanian

Dampak dari persoalan under value dimana seseorang lebih tertarik bekerja di sektor industri non pertanian atau sektor lain yang dianggap lebih bergengsi dan dinilai dapat menghasilkan materi yang lebih banyak dan mudah daripada bekerja di sektor pertanian, bahkan seseorang yang telah memiliki dasar pendidikan pertanian juga jarang yang berpikir untuk menjadi seorang agrotechnopreneur dengan memanfaatkan peluang berbisnis di industri pertanian. Mereka yang sudah memilik ilmu pertanian seharusnya menjadi pilar dalam seluruh kegiatan pertanian yang mencakup kegiatan pertanian hulu, usaha tani, pertanian hilir dan dalam kegiatan penunjang pertanian seperti menjadi pusat pelayanan informasi atau membentuk lembaga penelitian untuk kegiatan pertanian.

Acara Gerakan Nasional Satu Juta Petani Milenial/dokpri
Acara Gerakan Nasional Satu Juta Petani Milenial/dokpri
Gerakan Nasional Satu Juta Petani Milenial, sebuah program Kementerian Pertanian yang diharapkan dapat melahirkan Sumber Daya Manusia yang mampu berproduksi secara modern dan berorientasi ekspor, gerakan pemersatu menuju terwujudunya Indonesia lumbung pangan dunia 2045. Gerakan ini merupakan program prioritas yang harus cepat di implementasikan dengan semakin meningkatnya permintaan atas pangan, produk olahan pangan, dan energi berbahan pangan seiring dengan perubahan selera konsumen serta meningkatnya angka pertumbuhan penduduk.

Untuk mencapai kondisi pertanian yang lebih baik diperlukan peran serta generasi muda sebagai penerus petani, pemuda dengan pemikiran yang idealis dan inovatif diharapkan dapat menjadi ujung tombak perubahan pertanian Indonesia kearah yang lebih baik. Gerakan Nasional Satu Juta Petani Milenial merupakan upaya regenerasi yang secara riil saat ini telah mendapat pemihakan dari pemerintah, meskipun secara evolutif proses regenerasi terus berjalan secara alamiah namun proses ini belum terlalu signifikan karena para pelaku regenerasi petani alamiah ini hanya terjadi pada pelaku regenerasi yang sudah memiliki sarana untuk melaksanakan kegiatan pertanian seperti lahan dan modal untuk bertani.

Asep Toni/dokpri
Asep Toni/dokpri
Perkenalkan teman saya Asep Toni, salah seorang pelaku regenerasi petani yang telah melalui proses panjang untuk menjadi seorang petani. Asep Toni merupakan anak dari seorang petani sayur sukses yang kini telah memiliki modal cukup untuk terus melaksanakan kegiatan pertanian, Toni memiliki alasan yang kuat dalam pengambilan keputusan untuk terjun dalam aktivitas usaha tani karena telah diwarisi sarana bertani yang sangat kuat. Selain ketersediaan lahan dan pengelolaan modal yang diberikan oleh orang tua, dia adalah seorang Sarjana Pertanian yang memiliki ilmu dasar pertanian sehingga dinilai layak untuk menjadi pelanjut kegiatan usaha tani milik orang tuanya.

Namun kenyataannya, banyak aspek yang menjadi bahan pertimbangan para pelaku untuk melakukan regenerasi, para pelaku regenerasi harus melewati proses karena regenerasi merupakan keputusan dan tindakan yang diambil atas banyak pertimbangan, yang secara berproses keputusan regenerasi dipengaruhi oleh faktor internal (kesadaran dalam diri) dan  eksternal (lingkungan dan pengaruh kelompok atau penyuluh).

secara berproses keputusan regenerasi dipengaruhi oleh faktor internal (kesadaran dalam diri) dan eksternal (lingkungan dan pengaruh kelompok atau penyuluh)

Melalui program Gerakan Nasional Satu Juta Petani Milenial ini menjadi bukti bahwa faktor eksternal telah dibentuk oleh pemerintah guna mewujudkan regenerasi petani melalui pengaruh kelompok dan lingkungan untuk mengajak para generasi muda mewujudkan terciptanya petani muda yang semakin tertarik kepada sektor pertanian, program ini dapat meningkatkan kesadaran dalam diri pemuda untuk memperhatikan keberlanjutan pertanian meliputi keberlanjutan sosial, ekonomi dan ekologi sehingga program regenerasi akan berdampak pada keberlanjutan pertanian di Indonesia. 

Menurut saya, kesuksesan dari program ini adalah terbentuknya para generasi penerus yang terjun dalam kegiatan pertanian tanpa mempermasalahkan lahan dan modal untuk memulai kegiatan usaha tani, seluruh sarana untuk kegiatan pertanian harus dipersiapkan ketika generasi milenial semakin tertarik pada sektor pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun