Mohon tunggu...
Muhamad Jalil
Muhamad Jalil Mohon Tunggu... Dosen - Orang pinggiran

Write what you do

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memancing

7 Januari 2019   02:38 Diperbarui: 7 Januari 2019   03:21 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda suka memancing? Mancing beneran bukan malah mancing keributan. Hehe. Memancing dalam pandangan Profesor Sugiyono memiliki dua kedudukan. Tergantung madzhab mana yang menafsirkan. 

Jika anda termasuk madzhab kuantitatif, maka memancing hanyalah sekedar aktivitas menangkap ikan dengan mata kail. Sedangkan madzhab kualitatif dapat menafsirkan fenomena memancing harus disandarkan pada informasi dari informan.

Tulisan ini tak bermaksud ikut campur dua madzhab tadi. Maksud hati urun rembuk tetapi tak punya ilmunya. Mending bungkam daripada menambah persoalan baru. Oleh karena itu, tulisan ini hanya menuliskan kembali fenomena nyata tentang  keseruan memancing oleh anak-anak di Dukuh Bekelan Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul DIY.

Kebiasaan anak-anak Bekelan adalah mengisi libur sekolah dengan memancing. Mereka berlama-lama di pinggir rawa dekat rumah. Berbekal rol pancing lengkap dengan mata kail dan umpannya, mereka ayunkan gagang pancing sehingga senar menjulur mengikuti batu timah meluncur menuju tengah rawa. 

Adakalanya umpan segera direspon ikan (galakan). Dan tak jarang ikan tak mau bergegas merespon. Jika nasibnya lagi mujur, maka umpan yang dipasang akan ditarik ikan di dalam rawa. Sebaliknya, jika umpan dianggurin, alamat harus bersabar. Nah disinilah saya bisa menunjukkan bahwa memancing itu  bagian dari melatih otot kesabaran.

Umpan yang biasa dipakai adalah cacing (Annelida). Cacing bercincin dengan tubuh cokelat selalu jadi incaran sebagai pakan ikan. Tak hanya disukai ikan, tapi juga mudah diperoleh. 

Tak harus beli, hanya bermodal cangkul dan daun keladi untuk wadahnya. Satu ayunan cangkul sudah mampu membuat cacing kloket-kloket dari liang rumahnya. Sejurus kemudian cacing-cacing dibungkus daun keladi bersama sebagian tanah secukupnya.

Cacing gelang ini suka hidup di tempat lembab dan tanah berongga. Kebetulan di kampung ini memiliki tanah yang subur dialiri air dari gunung Merapi. Maka tak sulit dapatkan cacing.

Rawa yang secara alami ini banyak dihuni ikan nila, lele, dan sipat. Tak mudah untuk dapatkan ikan-ikan ini. Butuh ekstra kesabaran untuk dapatkan ikan tangkapan. Jika ikan didapat, mereka akan girang sejadinya. 

Kalau tangkapan sudah terkumpul, ikan akan dibakar secara ramai-ramai di bawah pohon kelapa. Lepas tanpa beban mereka sama-sama menyantap ikan bakar yang harum.

Begitulah keseruan anak-anak Bekelan dalam mengisi liburan. Dalam hal ini saya jadi bernostalgia 20 tahun lalu, yang juga menghabiskan waktu sore hari di pinggir kali Lusi dengan memancing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun