Praktik profesi lapangan atau disingkat dengan PPL adalah agenda rutin yang diselenggarakan oleh kampus yang memiliki fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan di PTKIN. Â IAIN Kudus sebagai salah satu kampus terbesar di Pantura memiliki 10 program studi yaitu PAI, PBA, PGMI, PIAUD, Tadris Bahasa Inggris, Tadris IPA, Tadris IPS, Tadris Matematika, Tadris Biologi, dan Bimbingan dan Konseling Islam pada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan. Kesemuanya hampir setiap semester ganjil menerjunkan mahasiswa semester 7 untuk mengikuti kegiatan PPL di RA, MI, MTs, dan MA. PPL tahun 2018 ini kebetulan mahasiswa di sebar di daerah Kudus dan sekitarnya.
Setumpuk harapan yang didambakan oleh pihak kampus dengan adanya kegiatan macam PPL. Kampus menyadari betul bahwa keilmuan yang dikuasai mahasiswa selama belajar di kampus masih sebatas teori saja. Padahal kondisi di sekolah di luar sana tentu  akan sangat berbeda dengan teori-teori yang ada di buku. Di sekolah mahasiswa PPL akan dihadapkan dengan segudang persoalan tidak hanya tentang pembelajaran di kelas, tetapi akan menemui apa saja yang terkait dengan hiruk pikuk sekolah.
Mahasiswa PPL akan berlatih bagaimana berkomunikasi dan bersikap yang baik dengan penilik sekolah, kepala sekolah, guru pamong, pegawai tata usaha, penjaga sekolah, siswa, dan rekan sejawat. Disinilah dibutuhkan ilmu komunikasi dan terapannya. Kadangkala mahasiswa akan dihadapkan betapa repotnya menemui anak-anak mungkin menjengkelkan dan cengengesan sendiri di dalam kelas. Mahasiswa PPL juga akan belajar bagaimana membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pemerintah. Apalagi sekarang sistemnya menggunakan pembelajaran tematik. Konon ceritanya lebih ribet administrasi dan operasionalnya.
Momentum Agustus biasanya banyak agenda yang bisa diikuti oleh mahasiswa PPL sebagai bentuk pengembangan kompetensi sosial seperti dilibatkan dalam kegiatan lomba, karnaval, barongan dalam rangka peringatan HUT RI. Bertambah padat tatkala momentum Agustus berbarengan dengan kegiatan hari besar Idhul Adha.
Dengan PPL keempat kompetensi guru profesional akan mereka daurohkan secara nyata. Jika di kampus selama ini, dosen hanya membekali kemampuan pedagogik (mengelola pembelajaran) melalui program Microteaching (kelas kecil). Sedangkan di PPL kelas mereka makro bahkan plus plus. Kegiatan microteaching tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.Â
Kekurangan yang kentara pada micoteaching memiliki iklim atau suasana tidak alami karena muridnya adalah temannya sendiri (Hidayati, 2018). Berbeda dengan mahasiswa PPL di sekolah tentu mereka akan menghadapi murid yang nyata, problem yang nyata, suasana akademik yang nyata, dan semua serba nyata dan tidak dibuat-buat.
Kami sebagai DPL tentu sangat berharap kepada rekan-rekan mahasiswa PPL untuk bisa memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan berharga ini. Teruslah belajar kepada guru pamong, kepala sekolah, TU, dan lainnya yang memang sudah makan garam pengalaman di sekolah. Hormati mereka sebagaimana kalian menghormati orang tua kalian. Banyaklah bercengkrama dengan mereka. Tentang apa saja.Â
Selagi itu untuk kebaikan sekolah. Jadikanlah PPL ini pengalaman yang tak pernah kalian lupakan. Jadikanlah PPL ini sebagai narasi yang paling indah dalam mengawali dan mengarungi dunia pendidikan MI. Percayalah keberhasilan PPL ini setidaknya bisa dijadikan ukuran bahwa kalian benar-benar jatuh cinta pada dunia pendidikan.