Mohon tunggu...
Galant Victory
Galant Victory Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Pasar Modal Syariah

Fokus studi di bidang Ekonomi dan Akuntansi, hampir 10 tahun mengenal dunia Pasar Modal, aktif di komunitas Studi Ekonomi Islam sejak duduk di bangku perkuliahan. Kini aktif sebagai analis dan praktisi Pasar Modal Syariah khususnya Saham Syariah.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

3 Strategi Investasi Saham untuk Profit Maksimal

6 Juni 2021   14:50 Diperbarui: 6 Juni 2021   15:31 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Person using laptop for investment. Source : freepik.com

Kesadaran berinvestasi saham di tengah masyarakat khususnya anak muda di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Dikutip dari portal berita Kontan yang merujuk data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per akhir Maret 2021, jumlah investor saham ritel tercatat sudah mencapai 2,17 juta investor. Sementara berdasarkan catatan Kontan, pada akhir 2020, jumlah single investor identification (SID) saham sebanyak 1,69 juta akun. Artinya, dalam tiga bulan pertama pada tahun ini, pertumbuhannya sudah mencapai 28,40%. 

Investasi saham menjadi salah satu instrumen investasi yang begitu diminati oleh masyarakat karna menjanjikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada instrumen investasi lainnya seperti reksadana, deposito, emas, dan lain sebagainya. 

Namun yang jarang disadari oleh sebagian besar investor saham pemula ialah seiring dengan peluang untung yang besar, investasi saham juga memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. 

Maka dari itu penting bagi setiap investor pemula untuk mengenali profil risikonya masing-masing sebelum mulai berinvestasi saham. Hal ini bertujuan agar setiap investor dapat menentukan strategi investasi yang paling tepat untuk dirinya sendiri yang mungkin akan berbeda dari orang lain. 

Berikut 3 strategi investasi yang bisa Anda gunakan pada investasi saham.

1. INCOME INVESTING

Income Investing merupakan strategi investasi yang berfokus pada pencarian saham-saham yang mampu memberikan pendapatan secara rutin dengan nilai yang cukup. Pendapatan yang dimaksud ialah berasal dari perusahaan yang rutin membagikan keuntungan berupa dividen setiap tahunnya dengan jumlah yang cukup bagi investor.

Strategi ini bertujuan untuk mendapatkan pendapatan rutin dari saham yang bisa juga disebut sebagai passive income. Dengan menjalankan strategi ini memungkinkan seorang investor untuk mengambil pensiun lebih cepat dan menerima pendapatan rutin dari dividen saham untuk keperluan sehari-hari. Sebagian besar perusahaan yang rutin membagikan dividen juga merupakan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan dan mampu menghasilkan keuntungan secara konsisten. Sehingga hal ini juga dapat meminimalisir risiko investasi. 

Salah satu kekurangan dalam menjalankan strategi ini ialah ruang pertumbuhan bagi perusahaan dan nilai sahamnya sudah menjadi sangat terbatas. Hal ini disebabkan karna sebagian perusahaan jenis ini merupakan market leader dan telah memiliki tingkat valuasi yang cukup tinggi sehingga sulit untuk menyisakan ruang ekspansi dan bertumbuh. Selain itu,  Anda juga harus menyediakan modal investasi yang cukup untuk memberikan Anda imbal hasil dividen yang memadai. Hal ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan Anda dan hasil yang diharapkan. Sebagai gambaran, tingkat Dividen Yield atau imbal hasil investasi dari dividen saham berkisar antara 5-10% per tahun (bisa lebih atau kurang, tergantung kebijakan perusahaan). Misalnya Anda memiliki modal sebesar Rp. 1 Milyar, jika Dividen Yield ditetapkan oleh perusahaan sebesar 5% maka setiap tahun Anda akan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 50 juta.

Bagi Anda yang telah memiliki modal yang cukup, tentu menggunakan strategi ini dapat menjadi salah satu pilihan yang baik. Namun, jika Anda belum memiliki tingkat modal yang diharapkan untuk memberikan imbal hasil yang memadai, tidak perlu berkecil hati. Anda bisa coba strategi lainnya untuk membuat modal Anda bertumbuh.

2. GROWTH INVESTING

Growth Investing adalah strategi investasi yang berfokus pada pencarian saham dari perusahaan yang bertumbuh. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari laba perusahaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain dilihat dari laba yang bertumbuh, penting untuk memastikan tingkat dividen yang dibagikan juga meningkat seiring dengan pertumbuhan labanya. Pertumbuhan harga saham secara historis juga perlu dilihat guna memastikan bahwa perusahaan mendapat apresiasi yang cukup dari investor sehingga di masa depan diharapkan harga sahamnya juga semakin meningkat.

Saham jenis ini diharapkan mampu memberikan pertumbuhan pendapatan dan harga saham yang tinggi di masa depan. Maka dari itu, valuasi perusahaan bukanlah menjadi fokus utama pada strategi ini. Meskipun harga saham dinilai sudah cukup tinggi, namun jika dinilai mampu memberikan pertumbuhan pendapatan di masa depan maka layak untuk diinvestasikan. 

Perlu diperhatikan dalam menggunakan strategi ini ialah melakukan analisa yang komprehensif untuk menentukan perusahaan mana yang sekiranya masih memberikan peluang untuk bertumbuh di masa depan. Baik dari segi pertumbuhan pendapatan atau laba, peluang untuk melakukan ekspansi bisnis, hingga prospek bisnis di masa depan apakah di masa yang akan datang bisnis yang dijalankan perusahaan masih akan diminati atau justru ditinggalkan oleh pasar.

3. VALUE INVESTING

Value Investing merupakan strategi investasi saham yang berfokus pada pencarian saham-saham yang dinilai masih berada di bawah nilai wajarnya sehingga diharapkan di masa yang akan datang harga saham akan kembali menyentuh nilai wajarnya. Dasar strategi ini adalah penilaian terhadap harga wajar suatu saham. Untuk menghitung nilai wajar suatu saham, Anda dapat membacanya pada artikel di bawah ini.

7 Rasio Keuangan yang Wajib Diketahui Investor Saham Pemula

Dalam menjalankan strategi ini investor hanya akan membeli saham yang harganya berada jauh di bawah nilai wajarnya (undervalued) atau dianggap terlalu murah. Dengan menggunakan strategi ini, risiko dapat diperkecil karna mencari saham yang harganya murah. Meskipun begitu pastikan perusahaan juga memiliki fundamental yang bagus. Baik dari segi manajemen, konsistensi menghasilkan laba, tingkat utang, tingkat dividen, prospek bisnis dan lain sebagainya. 

Hal ini disebabkan salah satu faktor pendorong meningkatnya harga saham adalah kondisi fundamental saham tersebut. Walaupun harga saham sudah murah namun perusahaan memiliki fundamental yang buruk maka harga saham juga akan sulit untuk naik di masa depan. Investor yang cukup populer dan dikenal menggunakan strategi Value Investing adalah Warren Buffet dan Lo Keng Hong.

Itulah 3 strategi yang bisa Anda gunakan dalam berinvestasi saham. Satu hal yang penting untuk diingat adalah pada dasarnya semua strategi investasi menekankan pada prospek jangka panjang. Sehingga diperlukan kesabaran dan kedisiplinan dalam melakukan investasi. Bahkan investor terkemuka seperti Lo Keng Hong membutuhkan waktu 6-8 tahun untuk meraih hasil yang maksimal dalam berinvestasi saham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun