Mohon tunggu...
Gaguk HeriSetiawan
Gaguk HeriSetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Nothing is unimportant, whatever God created

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudut Pandang Negatif Masyarakat Terhadap Perempuan Single Parent

29 Juli 2022   09:04 Diperbarui: 29 Juli 2022   09:12 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Single parent adalah perempuan yang berperan ganda, ia sering disepelekan bahkan dimarjinalkan oleh masyarakat, terutama mereka yang berpisah karena bercerai. 

Oleh sebab itu perlu perhatian dari pemerintah dan masyarakat agar konstruk sosial yang destruktif bisa dihilangkan, perhatian tersebut tentu saja sebagai bagian dari upaya untuk mengangkat harkat dan martabat mereka karena bagaimanapun mereka adalah subjek sekaligus sebagai objek pembangunan, membiarkan mereka berjuang sendiri tanpa perhatian, sama halnya menelantarkan sebagian keluarga dan masyarakat, khusunya generasi muda. 

Single parent adalah sebuah keniscayaan, tentu saja tak ada yang menginginkan, namun karena sebuah realitas maka tidak ada jalan lain kecuali harus dihadapi. 

Memadukan dua peran dalam satu tujuan tentu memerlukan kemampuan dan keterampilan, karena itulah seorang ibu dituntut untuk senantiasa membekali diri sejak dini, agar dapat lebih cepat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan, termasuk menyandang predikat sebagai single parent.

Kata Kunci: Perempuan, Single parent.

PENDAHULUAN

Artikel ini merupakan diiskusi dari perkuliahan mata kuliah KINSHIP dan sosiologi keluarga yang dibimbing oleh Drs. Tutik Sulistyowati., M.Si. Nama penulis Gaguk Heri Setiawan Mahasiswa prodi Sosiologi Univesrsitas Muhammadiyah Malang NIM 202010310311063.

Single parent adalah suatu fakta sosial untuk menyebut perempuan yang berperan ganda, sebagai ibu dan sekaligus sebagai ayah. Fakta ini sebagai akibat dari sebuah konsekwensi atas meninggalnya sang suami, atau disebakan oleh perceraian, atau berpisah karena suami merantau lama untuk mencari nafkah dan tak kunjung kembali. 

Single parent menjadi perhatian banyak orang disebabkan oleh konstruk sosial yang menempatkan mereka pada sudut marginal, meskipun tidak sedikit diatara mereka yang sukses melebihi keluarga yang utuh. Data Badan Pusat Statistik (BPS, 2001) memperlihatkan bahwa 44,20 persen kepemilikan usaha mikro berada di tangan perempuan sedangkan di sektor usaha skala besar mencapai 10,28 persen.

Sebagai bagian dari perempuan yang juga memerlukan perhatian, single parent menjadi kajian dan program pembangunan dibanyak negara, perhatian tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mengangkat harkat dan martabat mereka karena bagaimanapun juga mereka adalah subjek sekaligus sebagai objek pembangunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun