setiap kali kuseduh secangkir aku,
terasa mencium aromamu
sesekali melihat malam yang menembus aku,
seperti  melihat gelak tawamu
memang benar-benar itu rindukuÂ
tak kusangka kian terpisah jarak
dari masa yang belum pernah kutebak
dan sebagai rindu yang tak pernah lelah
aku terus memburu pergimu
menikmati sendiri, bukankah itu curang?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!