Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa Presiden Jerman Tahun 2017?

28 Juni 2016   17:51 Diperbarui: 28 Juni 2016   19:35 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Herr Gauck (dok.Gana)

Meski Jerman lagi rame mencuri hati fans sepakbola (khususnya dari Jerman) dalam Europe cup 2016 di Perancis, umumnya, kalau ngobrolin soal Jerman, negara yang saya tumpangi itu lebih meledak, panas dan menarik dengan pembicaraan tentang Angela Merkel. Tokoh perempuan yang memang luar biasa, apalagi dengan keputusan beraninya memimpin negara EU untuk mengatur soal Flüchtlinge, pengungsi dari Syria dan negara perang lainya yang rupanya memicu pro kontra tak hanya di kawasan EU yang ikut harus ngurusin tapi juga di dalam negeri sendiri. Semakin tinggi pohon, anginnya kenceng. Salut!

Ohhh, jangan salah, ada lagi tokoh Jerman yang sebenarnya juga punya super power, Bundespräsident; Joachim Gauck namanya! Gauck sedang hangat dibicarakan sejak beberapa minggu lalu. Saya juga ikut mikir, meski sebenarnya, sudah ada yang ditugasi mikir tentang beliau dan masa depan Jerman setelah beliau ... Siapa nanti yang akan menjadi presiden Jerman?

Siapa Gauck?

Lahir tahun 1940 di Rostock, nggak nyangka kalau suatu hari, pendeta gereja kristen lulusan universitas Rostock itu akan menjadi presiden Jerman kesebelas.

Langkah politiknya dimulai dari keberanian bergabung sebagai aktivis HAM anti komunis di Jerman Timur, hingga masuk jadi anggota parlemen tahun 1990.

Langkahnya untuk maju ke kepresidenan didukung oleh partai SPD dan Grünen  pada tahun 2010. Berangsur-angsur tambahan dari partai lain. Ujungnya, menjabat sebagai Bundespräsident Jerman sejak 2012.

Hmmm ... Angela selaku kanselir dengan keputusan menerima pengungsi dan ditentang partai AFD. Belum lagi Jerman yang dibanjiri orang Turki yang notabene adalah muslim. Ah, Jerman sangat berjasa memiliki politikus pendukung, baik dan kuat seperti Gauck. Katanya “Ich hätte einfach gesagt, die Muslime, die hier leben, gehören zu Deutschland. Ich habe in meiner Antrittsrede von der Gemeinsamkeit der Verschiedenen gesprochen. Dahinter steckt eine Vorstellung von Beheimatung nicht durch Geburt, sondern der Bejahung des Ortes und der Normen, die an diesem Ort gelten. Jeder, der hierhergekommen ist und nicht nur Steuern bezahlt, sondern auch hier gerne ist, auch weil er hier Rechte und Freiheiten hat, die er dort, wo er herkommt, nicht hat, der gehört zu uns, solange er diese Grundlagen nicht negiert. Deshalb sind Ein-Satz-Formulierungen über Zugehörigkeit immer problematisch, erst recht, wenn es um so heikle Dinge geht wie Religion.“

Sikap yang diambil Hauck untuk menerima siapapun yang datang ke Jerman (sekalipun beragama Islam/muslim) bukan hanya untuk membayar pajak (tinggi) tetapi karena memang menyukai tinggal di Jerman, negara yang menghormati hak-hak dan kebebasan manusia (HAM), mereka tetap menjadi milik Jerman. Indah bukan pernyataannya? Bahwa ia tidak ingin mencampuradukkan agama dengan politik. Agama adalah HAM yang harus dihormati tidak boleh dipaksakan, meski Jerman adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Katolik. Jadinya kalau ada orang mau jadi warganegara Jerman tapi tidak bisa karena beragama Islam, sebaiknya harus dihindari.

Siapa presiden Jerman berikutnya?

Sebenarnya spekulasi orang tentang; apakah Gauck maju lagi dalam pencalonan tahun 2017 atau tidak itu sudah lama dibicarakan media. Mulai dari cetak sampai elektronik.

Jawabannya, baru saja clear Senin, 6 Juni 2016 yang lalu di Schloss Belevue, Berlin. “Ich bin dankbar, dass es mir gut geht. Gleichzeitig ist mir bewusst, dass die Lebensspanne zwischen dem 77. und dem 82. Lebensjahr eine andere ist als die, in der ich mich jetzt befinde.“ Gauck yang berusia 76 tahun itu lebih menyukai menikmati masa pensiun sesuai keinginannya. Selama masa pemerintahannya, ia merasa puas dengan hasil kinerjanya bersama tim. Sudah cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun