Aku tahu kamu kangen aku, Sa.
Aku tahu kamu ingin memelukku kuat-kuat sampai hilang rasa penat di dadamu.
Aku tahu kamu akan menumpahkan jutaan kata semalaman, seperti yang sudah kita lakukan tahun demi tahun sebelum masing-masing dari kita menikah dan terpisah jauh.
Jangan, Sa, jangan sekarang. Setiap negara sedang kewalahan untuk melawan pandemi, apalagi mutan ini semakin menjadi momok yang mengerikan. Termasuk negara di mana aku merantau ini, Sa.
Tapi, Sa, janji, kita akan bertemu jika pandemi telah berlalu.
Aku nggak tahu kapan itu, Sa. Tapi aku percaya Tuhan, bahwa ketika ada cobaan di dunia ini, pasti ada akhirnya. Ada keajaiban yang akan terjadi, hanya butuh waktu dan kesabaran saja.
Pernah, kan aku cerita ke kamu bahwa di Jerman sebenarnya sudah pernah ada wabah pes atau penyakit yang disebabkan oleh tikus. Tanda palang ada di beberapa dusun yang terkena musibah, sebagai pengingat sejarah buruk kesehatan negara. Itu ratusan tahun yang lalu, Sa. Tapi nenek-kakek di sini masih ingat tentang masa berat itu, mereka lulus. Hanya saja generasi muda seperti kita ini yang memang baru diuji, masih harus berjuang.
Kita harus kuat, Sa. Kita harus patuh. Mulai dari menjaga kesehatan dari makanan, minuman dan istirahat yang cukup. Jangan lupa olahraga Sa. Aku tahu kamu suka yoga. Aku suka ke hutan, Sa. Di sana hanya ada babi dan rusa. Kita nggak boleh mager. Kita harus fit sampai pertemuan kita berikutnya.
Lantas kalau memang tidak penting berdiamlah di rumah. Masker kita juga harus yang terbaik, FP2, memakainya juga yang tepat. Jangan biarkan hidungmu nongol atau masker untuk menutup dagu saja, itu membiarkan virus jahat leluasa menyerang kita. Jangan berikan kesempatan sang mutan menderamu.
Aku ingat, Sa. Waktu kita di kantin sekolah, kita suka rebutan tempat mencuci tangan. Sampai sabunnya tumpah-tumpah begitu karena kita berdesakan. Dan akhirnya kita tertawa lepas karena tangan kita yang super bersih, siap menyambar makanan yang ada di meja kantin mbok Minah.
Kebersihan tangan memang harus terjaga hari-hari ini. Supaya kita tidak terpapar virus dan menjadi korban.