Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bekerja di Rumah Wajib Hukumnya per 27 Januari

29 Januari 2021   04:28 Diperbarui: 29 Januari 2021   04:38 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Buk, besok kamu masuk kerja?" Suami rewel malam-malam.

"Iya. Aku senang, bisa keluar rumah." Senyum saya mengembang, sekolah online 8 jam sehari selama 3 kali seminggu pusing!

"Enak di rumah saja, buk sama aku. Kan sekarang WFH wajib, kalau cuti 20 hari dibayar. Muridnya dibawa ke tempat kita saja." Rayu suami.

"Yah, nggak bisa kann masih ada di masa percobaan. Baru Februari kelar. Lagian kalau anak-anak dibawa ke rumah malah bisa bawa penyakit, rumah sudah berantakan tambah petjahhh." Saya menggelengkan kepala.

Yaaah. Suami sedih karena saya tidak mau tinggal di rumah atau lebih tepatnya tidak bisa tinggal di rumah. Sejak pandemi, ada hikmah yang kami nikmati yakni semakin dekat bersama keluarga; WFH dan sekolah online.

Namun karena mengajar di TK, sistemnya beda. Tetap ada Notbetreuung" atau penitipan darurat bagi anak-anak yang orang tuanya bekerja di sektor kesehatan (dokter, suster) atau sektor penting seperti polisi, dinas kesehatan dan sejenisnya. Pekerjaan atau anak-anak yang dititipkan, tidak bisa dibawa ke rumah untuk "dikerjakan." Manusia bukanlah kertas atau file!

Home office menjadi home sweet home office

Sejak kemarin, 27 Januari 2021 sampai 15 Maret 2021, departemen tenaga kerja dan sosial mengumumkan keputusan pemerintah untuk menetapkan kewajiban WFH bagi semua warga Jerman. Sebagai gantinya, pemerintah akan mengganti bea 20 hari selama berada di rumah alias makan gaji buta 20 hari. Bayangkan jika kedua orang tua (bapak dan ibu) masing-masing bergantian di rumah selama 20 hari. Anak-anak akan senang ada yang mengawasi selama 40 hari. Dan itu tidak mempengaruhi pemasukan keluarga menjadi berkurang karena toh tetap sama.

Selama ini memang masih banyak perusahaan atau pabrik yang beroperasi, hanya saja dikurangi pekerjanya sekian persen, dibuat sistem shift dan aturan sejenisnya supaya tidak ada kontak antara pekerja. Misalnya tetangga saya yang bekerja di pabrik mur, masih datang setiap hari. Hanya saja dipendekkan jam kerjanya.

Akibatnya, angka pertambahan jumlah pasien masih terus naik. Meskipun Jerman termasuk negara yang sistem kesehatannya bagus, rumah sakitnya banyak, dokternya hebat-hebat, alatnya lengkap, tempat tidur pasiennya banyak, alat pernafasannya cukup, tapi tetap saja miris kalau dari minggu ke minggu jumlah pasiennya masih banyak.

Itulah mengapa, dibuat peraturan baru ini, demi meredam angka pemaparan virus Covid19 dan sang mutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun