Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Aku Tak Terlihat di Matanya, Ada Matamu Menyimpanku

28 Januari 2021   02:43 Diperbarui: 28 Januari 2021   02:47 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terima kasih sudah mencintaiku (Dok-Gana)

Malam Dy,

Mau curhat, nih. Pernah lihat film "Invisible man", nggak? Itu film yang percobaan para ilmuwan untuk membuat orang nggak kelihatan? Hebat, ya, tinggal suntik, orang nggak bisa lihat kita sedang apa dan di mana.

Tapi hari ini aku berpikir bahwa tanpa penemuan itu, ternyata setiap orang bisa, kok jadi invisible alias tidak kelihatan. Entah disengaja atau tidak disengaja keberadaan raga seseorang seolah sirna seketika.

Kok, bisa? Bisa, dong, Dy.

Seperti aku, nih, yang ternyata tidak terlihat di tempat kerja. Bukaaan, bukan karena aku kecil tapi ... ah...

Ceritanya begini, Dy. Tadi di meja guru ada coklat dan bingkisan. Ada teman yang mengundurkan diri karena hamil. Kann bahaya kalau sedang hamil muda ada musim pandemi begini, mana sama anak-anak lagi. Jadinya, ia memutuskan untuk berhenti dalam waktu yang tidak ditentukan. Ya, namanya Jerman, Dy. Nanti kalau bayinya lahirpun, teman kami ini boleh cuti setahun dan dapat gaji. Enak, ya.

Eh, Dy, di meja tadi tinggal dua bingkisan tapi kok, tidak ada namaku, ya? Bukankah setiap orang dapat, kata temanku tadi?

Lalu, aku cek di meja lagi, aku kucek-kucek mata, Dy, siapa tahu mataku buram habis dhuhuran. Eh, bungkusan tetap saja dua biji. Oh, ya, di sebelahnya ada coklat dengan tulisan ucapan terima kasih. Ada nama-nama di sana. Aku teliti, tidak ada juga namaku di sana. OMG, apa mataku memang sudah kacau?

Dari 16 orang, tidak ada namaku, Dy. Bahkan koki, tukang masak kami saja ada namanya. Masak namaku tidak ada, Dy? Harusnya kami ini 16 guru, ditambah tukang masak, jadi 17. Mengapa namaku tidak ada, Dy? Aku dilupakan? Aku nggak kelihatan? Atau si teman lupa? Padahal kami pernah 6 minggu sekelas waktu mengajar di, baru aku pindah 4 bulan di kelas Lonceng lalu 1 bulan ini di kelas Kurcaci.

Ketika masuk mobil, aku menemukan bantal kecil berbentuk hati dengan tulisan "Aku mencintaimu." Aku tertawa lebar. Nggak kaget, lah, Dy. Siapa yang bisa masuk mobil terkunci kalau bukan suami? Iya, pasti ia membuka dari telepon pintarnya, meski kunci ada di jaketku.

Sampai rumah, aku cium suami atas hadiahnya. Tapinya aku masih muram, suami bertanya, mengapa dapat hadiah kok sedih. Yah, aku lapor, Dy. Aku tunjukkan foto coklat tanda terima kasih "Thank You" yang bertuliskan nama-nama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun