***
Dari tahun kemarin, saya banyak mengikuti perkembangan bagaimana penelitian tentang vaksin ini dilakukan. Atau ketika Trump sesumbar sudah pesan dari laboratorium di Tuebingen, Jerman yang 1 jam dari rumah kami.
Atau isu bagaimana menteri kesehatan banyak diserang karena dianggap kurang handal dalam mengatasi masalah pandemi, khususnya dalam ketersediaan stok vaksin dan pendistribusian ke pusat-pusat vaksin. Ada berita bahwa pelaksanan di lapangan jauh dari harapan.
Lebih dari itu, pada tahun baru, Angela Merkel 66 tahun sebagai kanselir Jerman sudah mengatakan bahwa ia akan bersedia divaksin jika sudah tiba gilirannya.
Banyak media menuliskan mengapa demikian? Padahal presiden Amerika Serikat dan negara lainnya sudah memberikan contoh di depan kamera, siaran langsung. Apakah ini karena di Jerman memang aturan vaksinasinya begitu, dan harus antri? Artinya baru musim panas karena beliau masuk grup ketiga yang mendapat vaksin?
Bangga juga dengan Indonesia, di mana pemimpin negaranyalah yang pertama divaksin. Saya pikir sebuah contoh yang baik, di antara kesulitan dan kepanikan yang sekarang sedang terjadi.
Sekali lagi, "nagara mawa tata, desa mawa cara." Tiap negara beda-beda. Sudah biarkan begitu saja adanya, karena sudah ada ahlinya yang mikir. (G76).