Seorang wartawan Jerman lagi-lagi menelpon saya, ia menanyakan tentang perayaan natal dan tahun baru di Indonesia. Perempuan muda itu ingin menulis laporan tentang budaya beragam negara pada malam natal dan tahun baru.
Saya jelaskan bahwa Indonesia itu luas dan bhinneka tunggal ika, tiap daerah punya kekhasannya masing-masing. Meski 250 juta penduduknya adalah beragama Islam, natal pun masih tetap dirayakan meriah di beberapa daerah seperti Jakarta, Ambon, Manado, Papua bahkan Bali, yang penduduknya mayoritas memeluk agama Hindu di mana ada tradisi "Penjor."
Sedangkan makanannya juga beda-beda, misalnya kalau di ayam rica-rica disantap saat natal di Manado tetapi orang Ambon menghidangkan ikan kuah kuning.
Percakapan 30 menit itu selesai. Hari sudah malam, sudah waktunya istirahat. Sembari membaca buku, saya merebah di kursi malas dekat sofa di mana suami duduk.
Kami menonton TV bersama. Di sana ada laporan tentang pernak-pernik natal. Maklum, mayoritas penduduk Jerman beragama Katolik Roma yang masih memegang tradisi.
Salah satu yang dibahas reporter yakni tentang makanan apa yang paling disukai masyarakat Jerman pada umumnya untuk disajikan saat natal. Apakah itu?
1.Kartoffelsalat (Salat kentang)
Sejak kepindahan ke Jerman, saya suka salat. Ini mengganti kebiasaan saya sebagai orang Jawa yang suka makan sayur, artinya sayur-sayuran yang ada kuahnya. Sedangkan di Jerman, mereka suka mengkonsumsi sayur segar.
Misalnya sayur hijau dibubuhi minyak oliv dan bumbu (garam, merica, kecap, cuka khusus). Kadang dengan mayonnaise atau saos khusus untuk salat lainnya.
Yang saya pelajari adalah, kadang orang Jerman menambahkan sepercik gula pasir supaya rasanya enak. Ada juga yang memberi saran untuk menuangkan satu sendok susu ke dalam salat.
Salah satu salat yang sangat terkenal di Jerman adalah salat kentang. Dari zaman perang memang kentang menjadi bahan makanan pokok masyarakatnya. Sampai sekarangpun masih turun-temurun disukai warganya.
