Selain itu, selembar sertifikat yang menjelaskan si anak mendapat penghargaan berupa Belobung dipindahtangankan. Bisa bayangin nggak sih, semua mata akan tertuju pada anak yang mendapatkan sertifikat penghargaan dari sang guru? Bikin iri murid lain itu pasti tapi bukan untuk dengki, melainkan makin memotivasi diri. Kalau dia saja bisa, kita harus lebih bisa.
Oh, ya, meski hanya selembar rasanya selangit. Merasuk ke hati dan sangat membekas di ingatan anak-anak. Semoga bukan menjadi beban seton karena sudah dicap baik, lalu harus mempertahankannya untuk raport berikutnya.
Karena namanya anak-anak, psikisnya naik turun tergantung mood. Belum lagi serangan medsos yang waduh lah. Ritmenya harus dijaga supaya tidak turun naik, setidaknya lurus sudah bagus.
***
Bagi teman-teman yang berprofesi guru di sini seperti saya, semoga ini menjadi gambaran sekilas bagaimana guru di negara lain seperti di Jerman, menghargai murid-muridnya.
Walaupun ini hanya selembar kertas, Belobung adalah salah satu penyemangat siswa di Jerman seperti anak saya ini, untuk terus belajar, menambah ilmu dan aktif di kelas bukan sekedar meraih angka. Iya, prestasinya ditorehkan tidak hanya di rapor tapi juga sebuah sertifikat mini ditandatangani guru wali kelas dan kepala sekolah. Buku hadiah sebagai bonus menjadikan anak makin rajin baca.
Oh, ya. Kadang, ada beberapa sekolah yang mengabarkan pada surat kabar tertentu jika ada siswa atau lulusan yang mendapat Belobung. Saya ingat, seorang om masih menyimpan potongan artikel koran yang memuat anaknya yang mendapat Belobung ketika SMA.
Sekarang sang anak sudah berumur 50 tahun. Kebanggaan itu masih ada di dada si om. Kenangan indah yang membuatnya tahu untuk apa ia bertahun-tahun bekerja dan memiliki anak. Hidup memang sangat berwarna, bukan hanya hitam dan putih.
Di dunia ini, tidak ada manusia yang sempurna, namun ide sederhana tapi bagus seperti Belobung itu menjadi inspirasi saya dan saya anggap penting untuk anak-anak. Bagaimana dengan Anda? (G76)