"Jermannya mana?" Seorang wanita berambut pendek, berkacamata mendengar nama negara yang saya sebut.
"Rothenburg ob der Tauber. Kamu?" Jawab saya.
"Hamburg." Si ibu merasa ia lebih jauh dari saya perginya, ia segera ada di sisi kiri saya.
Tak disangka liburan teman-teman itu. Mulai dari kota setempat hingga Lanzarotti dan New Zealand! Eh? Corona bisa, ya? Bukankah harus 14 hari karantina jika berada di daerah merah? Entahlah ...
Tur kelas
Makan siang sudah. Acara training dimulai kembali pukul 13.00. Artinya, kami harus kembali memusatkan perhatian pada penjelasan trainer di display beamer di tembok.
Tepat pukul 14.00, memang baru satu jam duduk tapi mengapa kursi serasa sudah lekat dengan pantat? Untungnya, trainer meminta kami untuk berpindah-pindah di 5 kelas (termasuk kelas di mana saya mengajar). Kelas-kelas tersebut bersebelahan satu dengan lainnya.
Di sana, masing-masingg tergeletak sebuah kertas yang harus diisi dengan ide atau gagasan, tergantung dari pertanyaannya.
Batasan waktunya? Lima menit. Untuk itu, kami harus berlari-lari untuk mengisi kertas dan berpindah ke kelas lain. Seru, tidak ada kata gaya berjalan macan luwe atau lenggang kangkung. Semua harus cepat-cepat seperti prajurit, demi kegiatan motorik menulis isi di kepala dan menuju kelas-kelas. Jika tidak, semua bisa lewat.
Nah, seru kan? Training hari ini, enggak ada acara mager. Kami pun jadi tetap sehat dan bugar meski 8 jam harus ikut training dan banyak duduk.
Bagaimana dengan Kompasianer? Apakah hari ini juga mager? Semoga tidak.