Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Buang Sampah Sembarangan di Hutan

13 Juli 2020   04:32 Diperbarui: 13 Juli 2020   04:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Botolnya hilang, sampahnya ditinggal di hutan (dok.Gana)

Jalan-jalan ke hutan menjadi salah satu kebiasaan kami sekeluarga karena tinggal di daerah Blackforest di Jerman.

Menikmati segar dan hijaunya hutan, berbincang dengan keluarga dan tentu saja ini upaya menuju sehat. Paling senang memilih hutan yang memiliki fasilitas tempat grillen" alias bakar-bakar dan Spielplatz" atau tempat bermain. Jadi kadang malah seperti piknik, bawa barang segambreng ke sana. Pindahan.

Sayang, hari itu kami hanya membawa diri, tanpa bekal. Iya, karena sebelumnya sudah brunch. Perut masihlah kenyang.

Tak terasa sudah pukul 12 siang. Sampai di tengah-tengah hutan yang ada tempat bermainnya, kami berhenti. Taman bermain sudah boleh dibuka di era New Normal. Meskipun tidak begitu ramai, sudah ada beberapa pengunjung, selain kami.

Ah, anak-anak sudah ABG tapi ternyata masih mau juga mainan. Mereka berebutan. Memang sejak kecil mereka memang paling suka ke taman bermain dan tidak mau pulang kalau hanya sebentar. Sekarang hanya kadang-kadang saja.  Batas anak yang diijinkan bermain adalah sampai  umur 14 tahun saja.

Dari ayunan, pindah ke jungkat-jungkit lalu ke kereta gantung. Yang terakhir bikin kita serasa jadi Tarzan. Auwooo .... Seru sekali. Dunia anak-anak memang menyenangkan. Mana ada yang mikir utang?

Sembari mengawasi anak-anak bermain, kami memunguti botol-botol bir yang berserakan di semak-semak dan di pepohonan. Jumlahnya 33 botol. Ah, pasti dari sisa pesta anak muda yang pada hari Sabtu nongkrong. Namanya juga malem minggu, malam yang panjang.

Sedih memang memandangi pemandangan yang tidak biasa di Jerman itu. Sampah yang dulu ada di tempat itu sudah tiada. Barangkali karena pemda sengaja menghilangkannya sebab memakan dana yang tidak sedikit untuk membersihkannya. Selain itu banyak orang yang tidak bertanggung-jawab dalam menggunakan tong sampah dengan tidak semestinya.

Mengapa botol itu tidak dibawa pulang oleh mereka yang meminumnya? Mengapa mereka mengotori hutan?

Baiklah, kami yang memberesinya. Dalam hitungan menit, semua botol sudah berjajar rapi di meja dari kayu di tempat bermain itu. Selain itu, saya juga kumpulkan sampah yang berserakan; tisu, plastik, kertas. Bulan lalu, tetangga kami yang jalan-jalan ke hutan menemukan 14 roda mobil bekas dan melaporkannya kepada pemda. Jadi ingat waktu saya ke hutan Hongaria, nemu kulkas sama mesin cuci bekas. Heran ....

"Sayang kita nggak bawa tas. Atau tiap orang bawa, bisa? Atau bajumu dibuka, buat kantong botol? Bisa? Mumpung summer, panas kan?" Usul saya lugu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun