Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ingat, Makan di Restoran Harus Pakai Masker dan Isi Data Diri

7 Juli 2020   20:36 Diperbarui: 8 Juli 2020   13:43 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peringatan resto:Tanpa masker tak boleh masuk (dok.Gana)

Biasanya sesuai adat Jerman, kami harus memesan meja beberapa jam sebelumnya, bahkan ada restoran yang membuat kami memesan satu hari sebelumnya. "Termin" atau membuat janji adalah bagian dari budaya orang Jerman. Saya pikir ada bagusnya juga, teratur dan supaya nyaman.

Kami berdiri di depan restoran sekitar 5 menit. Sembari nunggu, mengisi data diri di meja kecil dekat disinfektan. Antrian dengan jarak 1,5 m sebagai protokol kesehatan dengan para pelanggan lain yang juga ingin makan, tidak begitu panjang. 

Tidak ada yang menyerobot karena minta duluan, tertib is the best. Seorang pelayan pria mendatangi kami dan menunjukkan meja yang bisa kami tempati. Jarak antar meja memang agak jauh. Aih, lega. Masker pun sudah boleh dilepas ketika duduk.

Mata saya mulai meneliti sekeliling restoran. Orang-orang sudah mulai nyaman berada di luar rumah untuk eat out. Dahulu sebelum New Normal, restoran dan tempat makan lainnya benar-benar tutup. 

Sekalipun ada hanya satu-dua, itu pun, mereka take away makanan atau membeli voucher untuk dicairkan kapan-kapan. Maksudnya supaya bisnis kuliner tetap berjalan lancar dan tetap ada pemasukan meski masih ada corona. Mendukung proses tetap berjalannya perekonomian lokal itu perlu.

Ini mungkin pemandangan yang agak berbeda dibandingkan dengan di warung-warung Indonesia di masa corona. Khususnya ketika saya melihat dokumentasi pak gubernur Jateng dan staff berkeliling naik sepeda dan mengingatkan mereka yang makan di warung-warung untuk jaga jarak 1-2 meter serta memakai masker. 

Maklum, orang Indonesia suka kehangatan dan memang orang-orang yang hangat, sehingga duduknya dempet-dempetan sangat dekat. Sudah begitu, males pakai masker padahal belum New Normal.

Sebagai informasi, New Normal di Jerman ditandai dengan normal jika orang tidak memakai masker jika di luar ruangan, namun di dalam ruangan harus pakai.

Yah, pengalaman pertama kali makan di restoran di masa New Normal tadi memang mengesankan. Saya belajar tentang aturan memakai masker dan mengisi data diri. Supaya, jika ternyata nanti ada seseorang yang terjangkit virus covid19 pada saat kami berkunjung, kami pun harus karantina mandiri, walau sehat walafiat.

Peringatan resto:Tanpa masker tak boleh masuk (dok.Gana)
Peringatan resto:Tanpa masker tak boleh masuk (dok.Gana)
Restoran Italia "Roessli"

Kesempatan kedua adalah saat diundang teman baik untuk menghadiri acara ulang tahun pada 3 Juli 2020. Memang tidak seramai seperti yang saya gambarkan. Hanya keluarga inti saja yang hadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun