Biasanya sesuai adat Jerman, kami harus memesan meja beberapa jam sebelumnya, bahkan ada restoran yang membuat kami memesan satu hari sebelumnya. "Termin" atau membuat janji adalah bagian dari budaya orang Jerman. Saya pikir ada bagusnya juga, teratur dan supaya nyaman.
Kami berdiri di depan restoran sekitar 5 menit. Sembari nunggu, mengisi data diri di meja kecil dekat disinfektan. Antrian dengan jarak 1,5 m sebagai protokol kesehatan dengan para pelanggan lain yang juga ingin makan, tidak begitu panjang.
Tidak ada yang menyerobot karena minta duluan, tertib is the best. Seorang pelayan pria mendatangi kami dan menunjukkan meja yang bisa kami tempati. Jarak antar meja memang agak jauh. Aih, lega. Masker pun sudah boleh dilepas ketika duduk.
Mata saya mulai meneliti sekeliling restoran. Orang-orang sudah mulai nyaman berada di luar rumah untuk eat out. Dahulu sebelum New Normal, restoran dan tempat makan lainnya benar-benar tutup.
Sekalipun ada hanya satu-dua, itu pun, mereka take away makanan atau membeli voucher untuk dicairkan kapan-kapan. Maksudnya supaya bisnis kuliner tetap berjalan lancar dan tetap ada pemasukan meski masih ada corona. Mendukung proses tetap berjalannya perekonomian lokal itu perlu.
Ini mungkin pemandangan yang agak berbeda dibandingkan dengan di warung-warung Indonesia di masa corona. Khususnya ketika saya melihat dokumentasi pak gubernur Jateng dan staff berkeliling naik sepeda dan mengingatkan mereka yang makan di warung-warung untuk jaga jarak 1-2 meter serta memakai masker.
Maklum, orang Indonesia suka kehangatan dan memang orang-orang yang hangat, sehingga duduknya dempet-dempetan sangat dekat. Sudah begitu, males pakai masker padahal belum New Normal.
Sebagai informasi, New Normal di Jerman ditandai dengan normal jika orang tidak memakai masker jika di luar ruangan, namun di dalam ruangan harus pakai.
Yah, pengalaman pertama kali makan di restoran di masa New Normal tadi memang mengesankan. Saya belajar tentang aturan memakai masker dan mengisi data diri. Supaya, jika ternyata nanti ada seseorang yang terjangkit virus covid19 pada saat kami berkunjung, kami pun harus karantina mandiri, walau sehat walafiat.
Kesempatan kedua adalah saat diundang teman baik untuk menghadiri acara ulang tahun pada 3 Juli 2020. Memang tidak seramai seperti yang saya gambarkan. Hanya keluarga inti saja yang hadir.