Alhamdulillah, saya nggak dapat kaos tapi nggak nyangka bahwa beberapa hari setelah ikut siaran itu, teman saya meminta norek bank di tanah air. Oiii, ada imbalan sebesar RP 750.000,00 atau 50 euroan dari Kompas TV. Tentu saja kaget karena dulu sering di Kompasiana TV dapatnya Rp 250.000,00 dan kali itu tiga kali lipat nilainya. Lumayan, sebagian untuk disedekahkan ke masjid.
Pada hari yang sama, saya mendapatkan bukti transfer dari managemen sebagai pertanggungjawaban dari pihak pengelola. Terima kasih yang tak terhingga pada Kompas TV dan crew yang bertugas. Sering-sering, ya, dengan senang hati saya akan siap di depan laptop selama waktunya cocok. Rejeki memang nggak lari ke mana.
Jangan salah. Kalau Kompas punya Kompas TV, Kompasiana juga pernah punya Kompasiana TV, lho. Tentu saja dengan support dari Kompas TV, sang kakak.
Nggak seperti acara waktu makan bersama Pak Jokowi yang hanya untuk 100 Kompasianer yang undangannya nggak jelas, undangan Kompasiana TV waktu itu sangat-sangat transparan. Setiap Kompasianer punya hak dan kesempatan yang sama untuk melamar. Dalam arti, ada microsite sendiri untuk mengajukan diri. Ada yang tertarik tema politik, silakan gabung di hari A. Yang memiliki jiwa seni, silakan gabung di hari B dan seterusnya. Semua jadwal dibeberkan di laman khusus dan bisa diakses Kompasianer. Jika sudah mendaftar, tinggal nunggu. Managemen akan mengirimkan email berupa undangan dan link untuk bergabung dengan siaran Kompasiana TV. Gampang, kan?
Apa yang harus kita siapkan? Yang diperlukan adalah akun google, sebab TV menggunakan google hangout, bukan skype seperti Kompas TV tadi. Dalam satu layar, ada satu gambar besar di tengah biasanya gambaran di studio) narsum dan presenter. Sedangkan gambar peserta (4-5 Kompasianer) yang ikut, terlihat kecil-kecil di bawah. Kontak dari studio dilakukan dengan telepon kalau nggak salah. Aduh, udah tua-ubanan lagi, sampai bisa lupa.
Selama satu jam, mbak Cindy yang mayoritas jadi moderator acara waktu itu akan menghadirkan beberapa tamu penting. Pernah ada Menteri perikanan, bu Susi terus ada juga Menteri dan tokoh penting yang lain, yang berkompeten di bidangnya dan sesuai dengan tema diskusi hari itu. Konsentrasi penuh diperlukan karena kita akan mendapat giliran untuk bertanya atau menjawab. Jangan nyambi main HP apalagi ke toilet kecuali ketika iklan sedang lewat.
Sesudahnya, don't worry, nggak seperti kacang lupa kulit lah. Terkirim surat elektronik dari Kompasiana pada tiap peserta. Bunyinya begini:
"Dear partisipan diskusi kompasianatv, terimakasih karena telah meluangkan waktu dan menyumbang pemikiran Anda sebagai warga lewat Kompasianatv. Terkait dengan keterlibatan Anda dalam acara di segmen diskusi via google hangout, KompasTV meminta Anda untuk melengkapi data-data berikut ini. Nama, No.KTP, Bank&Norek, No. NPWP, No telp, Gmail.
Paling enggak, saya sudah ikut Kompasiana TV 22 Januari 2015, 5 Februari 2015, 12 Mei 2015, 1 Juni 2015, 7 Oktober 2015 dan beberapa undangan nggak formal lewat Whatsapp karena ada peserta yang tiba-tiba mendapat halangan dan nggak bisa online.
Jika sudah menanam, pasti kita akan menuai. Ada honor bagi tiap peserta yang ikut terlibat diskusi. Lumayan buat beli pulsa atau kuota. Pada dasarnya, pemberian honor sebagai narasumber diinformasikan lewat surel oleh pengelola Kompasiana seperti ini:
