Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

(Fiksi Ramadan) Janji

23 Mei 2020   22:41 Diperbarui: 23 Mei 2020   22:34 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingin mengikat janji bertemu Mini (dok.Gana)

"Bagiku, tanpamu, hari-hariku selalu hujan, mas. Sudah dua bulan kamu nggak bisa pulang.  Aku kangen." Mini baru saja dinikahinya setahun yang lalu di Surabaya. Meski masih serumah dengan orang tuanya, Mini merasa kesepian. Seperti ada yang hilang ketika Farid harus merantau ke Semarang.

"Aku tetap mencintaimu, Mini. Yang sabar, sayang. Ingat pesan mbok Minto, ra sah mulih sik. Sing penting duite mulih." Farid mengajak istrinya bercanda. Ia nggak ingin Mini nangis sesenggukan gara-gara kesal dengannya atau karena kesepian.

Video clip yang dibuat Ucup dari Klaten memang sedang viral. Pemeran ibu yang dibawakan mbok Minto berhasil mengocok perut penikmat youtube. Ajakan jangan mudik dulu disampaikan dengan cara jitu. Kalau mbok Minto saja taat pada peraturan, sebagai kuli tinta, ia harus lebih bisa mendukung pemerintah dan tenaga medis dalam memutus rantai penyebaran corona.

"Ihhh, kamu, mas. Sukanya bercanda. Aku serius." Mini lebih berharap Farid datang, ketimbang hanya transferan ATM suaminya.

"Aku dua-rius, sayang. Janji." Farid mengangkat jarinya. Tanda "Victory" sebagai sumpah, apa yang dikatakannya benar. Farid melirik jam di tangannya. Ia minta pamit menyudahi video call yang nggak kerasa sudah 15 menit berjalan. Tugasnya belum kelar, takut kena damprat pak bos dan semua jadi ambyar.

***

Farid kembali menekuri artikel di depannya. Ia tancap gas.

Syukurlah, tugas selesai dan terkirim. Kini ia rebahkan badannya yang didera lelah di tempat tidur.

Kamar tidur sepi. Hanya bunyi jam dinding yang mengisi ruangan. Matanya kelap-kelip, menatap langit-langit rumah kos yang mulai buram warnanya. Sudah jam 1 dini hari. Ia harus menutup matanya karena besok ada tugas liputan lagi. Namun entah mengapa, ia nggak bisa tidur. Berkali-kali ia ubah posisi. Kiri, kanan. Kiri, kanan. "Ah, Sumini."

Bayangan wajah Mini nggak mau pergi, padahal ia sudah transfer uang minggu lalu untuk lebaran.

Gusti, semoga badai corona segera berlalu supaya ia dan Mini bisa mengikat janji untuk bertemu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun