Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Tahun Melamar di 7 TK, Akhirnya Bisa Magang di TK Jerman

5 April 2020   18:42 Diperbarui: 5 April 2020   18:50 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama anak-anak itu sesuatu (dok.Fetzer Aldingen)))

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Sekali lagi, saya ingat peribahasa di negara kita tercinta yang kaya raya. Saya pikir, "tak kenal maka tak sayang." Dari yang tadinya cuek bebek, dari hari ke hari, minggu ke minggu, kalau saya datang sudah pada teriak "Ganaaaaa". Beberapa juga berebut supaya saya duduk dengan mereka. Atau berebut ingin bermain atau berdansa dengan saya. Tersanjung, kan?

Masalah datang dan pergi. Sayang sekali bahwa mayoritas anak-anak itu memiliki nama khas Jerman. Sangat sulit bagi saya untuk menghafal semua nama di minggu pertama. Butuh setidaknya satu bulan, sampai saya mampu mencocokkan nama anak dengan wajahnya. Dari minggu pertama sampai ketiga, selalu tertukar. Anak-anak tepok jidat "Ih, Gana suka lupa." Di Jerman, guru TK dipanggil dengan nama kecil bukan nama keluarga, tidak pula dengan bapak/ibu.

Nah ... soal nama tadi, kalau namanya Sri, Siti, Wati, Desi, Diah, Ayu, Maria, Bambang, Ari, Ahmad, Muhamad atau Taufik, tentu akan mudah nyantel di kepala. Nama-nama tipikal Jerman itu contohnya Luca, Max, Moritz, Magda, Pia, Beate, Birgit atau Bernd. Sulit juga, kan dihafal.

Tipsnya, saya selalu menanyakan lagi "Maaf, siapa namamu?", tanya ke anak yang kita kenal "Nina, siapa nama anak yang berbaju biru di depan pintu?", atau ketika si anak menyebutkan Namanya setelah ditanya, saya tatap wajahnya lekat-lekat untuk mencocokkan nama yang saya hafal dengan kriteria wajah yang ada di depan saya.

Setelah kenal semuanya, nggak heran kalau pelukan adalah hal yang sering kami lakukan. Sayangnya, ini sangat berbahaya jika ada corona. Iya, terlalu dekat.

Kulit Coklat itu Manis, Marimar

Namanya anak-anak, lugu. Kita harus bisa menjawab sebuah pertanyaan dengan jawaban tepat. Pernah suatu kali, seorang anak minta disayang karena merasa kangen dengan ibunya yang baru akan menjemput jam 4 sore. Setelah ia saya pangku dan peluk, ia memandangi wajah saya lalu menanyakan mengapa kulit saya coklat. Keterangan bahwa Indonesia itu Asia bukan Eropa dengan 4 musim. Daerahnya panas karena ada di titik equator tempat matahari beredar. Makanya kulit orang rayuan pulau kelapa itu coklat bukan putih seperti bangsa Arya. Iapun mengangguk-anggukkan kepala.

Di kelas, ada juga salah satu anak berkulit coklat. Ia juga berasal dari Asia, tepatnya Vietnam. Menurut saya, rata-rata anak Asia lebih menurut ketimbang anak-anak Eropa. Begitu pula yang saya lihat dengan anak itu. Ia sangat penurut dan dekat dengan saya. Tingkah laku dan tutur katanya sangat manis. Ademnya kalau semua anak di kelas kami begitu. Hahaha, saya mau enaknya saja, nggak mau ada tantangan baru.

Ngomong-ngomong tentang dia, saya pernah kaget ketika ia menceritakan corona di Vietnam. Anak umur 5 tahun itu saya tanya apa ia kena corona, ia menggelengkan kepala. Anak perempuan berambut pendek itu hanya mengatakan bahwa ia ke sana-ke mari untuk menemui dokter Vietnam dan Jerman. Eh? Ketika saya teruskan kepada pihak sekolah, tidak ada tanggapan serius. Entah karena takut tertular corona, saya langsung flu seminggu tapi tetap kuat masuk magang.

Makan Bareng Anak-Anak itu Edukasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun