Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Andai Air Keran Indonesia Bisa Langsung Minum

6 Desember 2019   15:29 Diperbarui: 6 Desember 2019   20:13 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shutterstock/Yuri Samsonov

Menurut koran Sudkurir.de, air kran di jerman 99,8 % layak langsung minum. Hanya saja orang Jerman sangat skeptis kalau negara tetangganya melakukan penyulingan yang sama. Jadi rada mikir kalau mau minum langsung ketika trip.

Banyak minuman di Jerman atau EU yang ada Kohlenauerenya atau gas. Jadi kalau diminum agak nyengkring-nyengkring di kerongkongan kayak minuman kaleng bersoda begitu. Meskipun demikian, meminum air kran dianggap sudah biasa dan lestari. Asyik, kann.

Indonesia kapan? Hmm ... di tanah air untuk mendapatkan air bersih saja susah bahkan harus bayar mahal, bagaimana jika harus diberikan  secara gratis? Orang masih bingung karena aset sumber mata air dikuasai oleh pihak tertentu yang mampu membayar mahal pada pemerintah.

Masyarakat sekitarnya bahkan bisa jadi belum pernah mencicipi air yang mengalir di tempat mereka tinggal. Harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan air minum bersih. Antrinya panjang, apalagi pas musim kering. Ya ampun, pedih.

Sedangkan selama ini saya belum yakin apakah perusahaan air minum nusantara yang dipercaya negara untuk mendistribusikan air, mampu menjamin kebersihan dan kelayakan air bersih untuk langsung ditenggak.

Itulah sebabnya, orang harus merebus air terlebih dahulu. Yang artinya, itu tidak ekonomis. Harus pakai kompor minyak, beli minyak dulu. Harus pakai kompor gas, beli tabung gas dulu. Iya kalau gasnya ada tabungnya menyublim alias nggak ada stok? Harus pakai kompor listrik, tegangnnya byar-pet (habis "byar"=terang, lalu "pet"=mati). 

Bagi orang Indonesia seperti saya sudah biasa mengalaminya apalagi kalau ada hujan lebat di musim hujan. Tidak bagi orang Jerman, jika ada mati lampu itu pertanda kiamat kecil. Selama tinggal di Jerman saya belum pernah mengalami.

Semoga ke depan, air kran di seluruh daerah di Indonesia akan layak langsung minum karena negara melindungi sumber mata air untuk hajat hidup orang banyak bukan hanya untuk pebisnis saja. Impian yang tentu saja nggak hanya milik saya tetapi saya yakin, fantasi dari mayoritas penduduk Indonesia. 

Sudahkah Anda minum air putih bersih dan sehat hari ini? Saya sudah barusan. Selamat pagi. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun