"Buk, jangan lupa, besok ada acara bagus, harus nonton," suami saya sudah kasih info kalau besok ada acara Julia Leischik dari Jerman.
Presenter berambut pirang itu kondang dengan pencarian orang seperti "Vermisst" (kehilangan) di channel RTL atau mendamaikan orang "Verzeih mir" (maafkan aku). Belakangan, ia ke Sat1 dengan program "Julia Leischik sucht: Bitte melde dich" (Julia Leischik dalam proses pencarian orang: tolong bantu)
"Tele5?" Nama salah satu channel TV favorit saya, saya sebut. Itu TV yang suka memutar film-film menegangkan. Hidup serasa lebih gubrak.
"Yah, kalau yang itu horror, nggak mau. Maksudku Sat1. TV Jerman mau ke Indonesia, Buk, cari orang."
Namanya juga pernah tinggal di Indonesia dan istrinya juga orang Indonesia, suami saya paling antusias banget kalau ada sesuatu yang berhubungan dengan negara kepulauan ini.
Bungkussssss.
***
Pada hari H, kami benar-benar menonton. Kami duduk bak keluarga Simpson. Semua dalam satu sofa, nempel satu sama lain. Layar kaca mulai bergerak-gerak. Gambar-gambar berwarna-warni berseliweran memanjakan mata-mata coklat kami.
Adalah Bianca, perempuan separoh Indonesia-separoh Jerman itu ingat sekali masa kecilnya tahun 1990. Waktu itu, ia dibawa ibunya, Nancy dan pacar baru sang ibu, dari Jerman melarikan diri ke Florida, Amerika.
Setelah dewasa, perempuan 29 tahun itu merasa ada yang hilang dari hidupnya. Benda berupa Teddy Bear yang masih ada di tangannya adalah kenang-kenangan sang ayah. Sosok bapak kandung yang entah ada di mana.
Tante Michaela dari Berlin, saudara perempuan ibu Bianca, mencoba menghubungi sang moderator acara cari orang itu di Cologne. Menurutnya, Bianca pantas bertemu dengan ayahnya, Iwan Aries dan merasakan keindahan keluarga.