Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Begini Gambarannya, Ketika Opa Kena Alzheimer

22 Februari 2019   17:32 Diperbarui: 22 Februari 2019   18:06 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala isi madu (dok.Mueller.de)

Kelas bahasa Jerman intensive C1  di VHS Tuttlingen penuh hari itu. Kelas yang menyenangkan sekali dengan peserta dari Suriah, Afganistan, Afrika, Montenegro, Rusia, Libanon, Rumania dan tentu Indonesia. Ya Allah, saya ingat betul, butuh perjuangan keras untuk boleh ikut kelas yang sebenarnya hanya diperuntukkan bagi; pengungsi dan pendatang yang baru 1-2 tahun berada di Jerman. 

Karena ngotot bahasa Jerman saya harus diperbaiki untuk kepentingan masa depan karir dan tentu nggak malu-maluin jadi dosen di VHS, kok bahasa Jermannya ngalor-ngidul, pemda mengijinkan saya dengan syarat harus bayar Rp 10.000.000 an dan akan dikembalikan separoh jika lulus. Sebenarnya ada kursus bahasa Jerman yang tidak setiap hari tapi saya pikir, nggak bakal nyantol lah materialnya kalau cuma seminggu sekali kursus. Lupa lagi, lupa lagi. Pembelajaran bahasa harus banyak praktek, terus-menerus dan diulang-ulang. 

Di kelas itulah, saya merasakan betapa cinta damai dan mencintai sesama manusia dari beragam agama, latar belakang dan ras itu menenangkan. Andai di muka bumi ini perdamaian 100% ditegakkan, oi indahnya dunia. 

Bulan Februari yang kental dengan perayaan Valentine di beberapa negara, rupanya jadi momen yang istimewa bagi kami. Guru bahasa Jerman yang orang Jerman totok mengajak kami untuk 1 jaman nonton "Honig im Kopf" di kelas. Wah, girangnya. Setelah mengupas gramatik yang asli bikin seperti pacar ketinggalan kereta, kami boleh relaks sejenak. 

"Honig im Kopf" Menggegerkan Gedung Bioskop Jerman Frau M yang gemar ke bioskop itu merekomendasikan sebuah film yang pernah hit di gedung-gedung bioskop Jerman tahun 2014 dan meraih minimal 19 juta penonton dengan hasil lebih dari 60 juta euro sehingga menobatkannya sebagai film terbaik keenam Jerman sejak 1968. Meski filmnya sudah lama,  DVD-nya baru saja dibeli. Makanya, pengen nonton bareng kami hari itu supaya rasa kebersamaan kami lestari. Ah, sayang ... nggak ada berondong jagung. 

Oh, mengapa ya, film itu dipilih? Pertama, produser dan tokohnya Til Schweiger dan pemain pendukungnya sekawakan Dieter Jurgen Didi" Hallervorden, yang sejak saya lahir pun sudah berbakat dan berkiprah sebagai pemain film, penyanyi, moderator dan entah apa lagi. Ditambah, putri Til juga ikut serta; Emma Schweiger. Seru, bapak dan anak bermain dalam satu film. 

Til sendiri adalah pria kelahiran Freiburg yang hanya 1 jam dari rumah kami. Ia adalah aktor kondang Jerman yang juga terlibat di beberapa film Holywood. 

Pria yang suka memamerkan tubuh machonya itu juga aktif dalam kegiatan sosial "Til Schweiger Foundation." Ada orang Jerman yang nggak suka sama dia karena beberapa hal, tetapi lewat film "Honig im Kopf" ia mampu menghanyutkan perasaan setiap penonton dan menaikkan kualitas dan pamor perfilman Jerman. Film yang sangat menginspirasi untuk tahu bagaimana kalau mertua Anda yang tinggal serumah mengalami alzheimer? Apa yang terjadi jika suatu hari kita mengalami alzheimer? Langkah apa yang harus dilakukan? 

Dieter sebagai aktor pemeran orang yang kena alzheimer; Amandus,  setidaknya harus mendekam selama sekian bulan di rumah jompo untuk menjiwai naskah. 

Review Film 

Judul: Honig im Kopf 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun