Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ini Dia Roti Jerman Pembawa Hoki di Tahun Baru

4 Januari 2019   16:56 Diperbarui: 5 Januari 2019   09:12 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Das Neujahrbrezel (dok.Sallys)

Kedua bentuk, baik Brezel yang mirip konde tekuk atau lingkaran, sama-sama punya arti ikatan yang baik, mempengaruhi kesehatan dan rejeki manusia.

Sedangkan Fruechte Brot, Fruechte=buah-buahan, Brot=roti. Jadi itu roti berwarna gelap (Dinkel) yang dicampur buah-buahan kering (aprikot, ceri, kurma), kacang-kacangan (almon putih) dan dibuat atau dijual untuk menyambut tahun baru. Konon, awalnya roti yang tahan lama itu untuk memperingati Andreas Tag, hari Andreas, saudara Simon Petrus, pengikut Yesus. 

Hmmm... Neujahrbrezel? Fruechtebrot? Mata kami berpandangan. Beli-tidak, beli-tidak. Kami nggak jadi beli. Alasannya, dengan ukuran raksasa, kami yakin nggak bakal mampu memakan sampai habis dan sisanya bisa mengeras alias rusak dibuang ke sampah pada keesokan harinya. 

Takut mubadzir. Sampah basah Jerman selalu disorot media karena banyak berisi makanan yang sebenarnya masih bisa dikonsumsi tetapi hanya kurang pengaturan saat mengkonsumsinya. Keluarga Jerman harus makin teliti mengatur persediaan bahan makanan dan minuman supaya nggak dibeli percuma dan berakhir di tong sampah. 

Hanya ada pada tanggal 30-31 Desember 

Singkat cerita, akhir tahun diakhiri dengan belanja untuk yang terakhir kalinya di tahun 2018. Kemudian hari begitu cepat berganti. Sehari setelahnya, yakni tanggal 1 Januari, saya ajak anak-anak ke kota, bapaknya titip Neujahrbrezel. Aih, girang bukan kepalang karena di depan toko roti terpampang papan menu apa yang dijual dan titipan suami tertera di sana. Kami pun masuk ke toko. Walahhhh, banyak sekali yang antri, pada lapar tentu. 

Sembari menunggu giliran dilayani, mata kami menerobos pandangan menuju etalase toko. Lah, kok banyak tempat kosong? Mana Brezel raksasanya? Yahhh, kami jadi ingat peribahasa nasi sudah menjadi bubur. Kami kembali ke papan di depan toko dan membaca menu yang tertulis di sana sekali lagi. 

Ah, ada tulisan kecil yang menerangkan kapan roti itu dijual. Hiks, pagi-pagi pengen makan roti tahun baru, nggak bakalan ada di meja. Sebabnya, roti hanya dijual pada tanggal 30-31 Desember saja. Lain kali, harus beli pada tanggal 30-31 Desember, meski tanggal 1-2 adalah tanggal-tanggal pertama di bulan Januari, tahun baru. Satu jam kemudian, kami kembali ke rumah. 

"Papa, kami dataaaang. Oh, mama beli sesuatu dari kota." Anak-anak langsung menghambur ke papanya yang malesan di sofa. 

"Haaa, pasti Neujahrbrezel untukku" Suami menghampiri saya di dapur. 

"Bukan, sepatu." Jawab anak-anak "Lho, kok sepatu?" Kening suami saya tambah satu kerutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun