Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan, Ayo Belajar Dandan Sendiri!

18 Maret 2017   16:29 Diperbarui: 19 Maret 2017   02:00 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar dandan, yuk! (dok.Gana)

Gana kecil itu gendut, pipi makin tembem dengan poni model batok kelapa dibelah, kulit sawu busuk dan pendek. Ya amplop! Sadar, ternyata memang ada perbaikan keturunan dari gen suami. Anak-anak tergolong cantik dan imut, nggak kayak emaknya.

Ah, sejak kecil, suka mengamati ibu ketika berdandan. Sambil ingusnya naik-turun, menengadahkan kepala sambil mengingat-ingat urutan cara berdandan. Susu pembersih, cairan penyegar, alas bedak, bedak padat, bedak tabur lalu memoles alis, eye shadow, maskara dan blush-on.

Ibu termasuk sering memakai kain dan pergi kondangan atau acara tradisional. Berdiri di sekitar ibu, sangat menyenangkan, sampai detik terakhir memakai kain batik. Jaman sekarang, orang paling demen ke salon untuk paket komplit. Apalagi untuk acara Kartinian, kondangan atau lainnya. Kurang hemat kali ya, kalau tiap hari.

Hmm. Seiring dengan berjalannya waktu, saya suka dandan. Sejak SMA, kelas tiga mulai pakai lotion, bedak, pelumas bibir (bukan lipstik) sampai minyak wangi dan menyisir rambut. Tetapi tetap saja kalau Kartinian, ibu yang dandanin.

Pada masa kuliah, nyambi memeras keringat cari uang buat bayar SPP. Mulailah pakai rok, sepatu hak tinggi, poles bibir dengan lipstik serta bermain warna kalem untuk eye shadow dan pemerah pipi. 

Bikin sasak dan pasang sanggul sendiri

Sebagai perempuan Jawa, jaman dahulu kan nggak ada salon ya. Mulai dari eyang buyut sampai ibu, bisa menyasak rambut, pasang sanggul dan pakai kain batik sendiri. Oh, tinggal di Jerman, alamat harus mandiri. Ya, udah, bikin sendiri. Dicoba, pasti bisa ... gagal? Coba lagi...

Alat-alat yang dibutuhkan: sisir sasak, hairspray, jepit rambut dan karet gelang.

Cara saya mungkin beda dengan salon:

Pertama ambil bagian depan rambut mulai dari telinga kiri sampai telinga kanan, berbanding lurus dengan uyeng-uyeng aka pusar rambut.

Ambil sedikit rambut itu dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Jepit bagian rambut depan itu, supaya tidak mengganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun