Mohon tunggu...
Gagan
Gagan Mohon Tunggu... -

Orang gila yang tak lupa kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Cantik Itu Aneh

14 Maret 2017   22:49 Diperbarui: 15 Maret 2017   08:00 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : http://tips-cara.info/wp-content/uploads/2015/01/MEMANCUNGKAN-HIDUNG-dengan-Trik-MakeUp.jpg"][/caption]

Perempuan cantik itu terlihat gugup ketika melihatku menghampirinya. Dia sudah lama kukenal. Tak pernah sedikitpun niatku membuatnya ketakutan. Saat kuhampiri, dia palingkan wajahnya. Aku yang tadinya ingin bicara akhirnya terdiam. Kami terdiam cukup lama. Tiupan angin membawa aroma wangi tubuhnya padaku, Kupikir, hanya itulah hiburanku saat dalam diam itu.

Perempuan cantik itu tetap memalingkan tubuhnya. Entah apa yang di pikirkan dengan pandangannya ke arah jalan yang sibuk itu. Sungguh aneh. Kami duduk berdekatan, tapi tak bicara sepatah katapun.

Selang beberapa waktu seorang bapak lewat didepan kami. Tubuhnya agak membungkuk karena mendorong gerobak kecilnya. Sebagian terbuat dari kaca dan didalamnya berisi buah segar. Bapak itu menoleh kepadaku dan mengangguk. Aku pun tersenyum. Kuberi tanda kepadanya. Diapun berhenti. Kemudian sibuk dengan gerobaknya, tak jauh dari aku dan perempuan cantik itu duduk.

Tak lama kemudian tampak si bapak selesai dengan aktivitas di gerobaknya. Dia hampiri aku dengan ramah dan memberikan sesuatu. Aku kedipakan satu mataku pada si Bapak, Diapun tersenyum, kemudian berlalu dan mendorong gerobaknya agak menjauh dari kami duduk.

Tubuh perempuan itu bergerak. Arahnya menuju padaku. Dia tatap mataku, dan dengan santai kubalas tatapanya dengan senyum. Kulihat dia pun mulai senyum, kemudian berkata "Boleh aku minta?". Spontan kujawab, "Oh, tentu". Segera kuberikan piring kecil itu padanya. Dia tampak senang, matanya berbinar seraya tersenyum malu.

Aku pun berdiri, mengarahkan pandangan ke bapak tadi. Kulihat dia sedang sibuk memainkan hpnya di dekat gerobaknya. Dengan sedikit berteriak kupanggil, "Pak, rujaknya satu lagi! Bikin yang pedes, ya!

-------

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun