Mohon tunggu...
Ngestu
Ngestu Mohon Tunggu... Lainnya - menulislah mumpung gratis

sometimes we let things go

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ko, Kapan Kowe Cuti, Le..?

19 Oktober 2016   15:13 Diperbarui: 19 Oktober 2016   15:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa hari terakhir ini Koko uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Istrinya sudah mengeluh ke orang tuanya di kampung mengenai hal ini. Andri staf pribadi Koko di kantor merasakan hal yang sama. Koko merupakan kandidat calon kepala daerah periode kedua, jadi wajarlah beberapa hari belakangan ini dia sangat sibuk. Undangan meresmikan dari gedung hingga pidato di acara-acara khusus sudah merupakan agenda tiap hari. Kalau dibilang tidak sempat duduk wajarlah. Sampai dia sendiri pernah bilang ke anak-buahnya waktu sedang rapat internal, kalau sekarang dia sudah dijulukin “tukang ukur jalan”.

Dua hari lalu Koko disibukkan dengan kegiatan demonstrasi di balai kota sampai pagar dan tamannya rusak berat. Tiga hari sebelumnya Koko pun habis marah via media kepada pak Sekda karena kerjanya ga becus. Kepala daerah yang bernama lengkap Koko Legowo ini seakan sudah lupa kapan dia lepas dari rutinitas pekerjaannya. Kamus yang ada didalam kepalanya hanyalah kerja dan kerja. Pekerjaan seakan tak pernah ada habisnya. Selesai kerjaan satu, kerjaan yang lain mengantri. Selesai tamu si A menyusul tamu si B, C dan seterusnya. Akhirnya menjadi rutinitas pekerjaan yang menumpuk untuk diselesaikan hingga lupa waktu dan keluarga.

Pada akhirnya istri Koko terpaksa mengadukan hal ini kepada mertuanya. Menceritakan kondisinya via telepon sambil sesenggukan tentang ulah suaminya itu. Menanggapi langsung keluhan menantunya, Sang Bapak langsung datang ke rumah Koko sekedar mengingatkan dan menegur. Memang dasar si Koko, orang tua datang pun tak sempat ditemuinya saking sibuk tidak ada waktu.

Kecewa dengan sang anak, akhirnya Sang Bapak cuma meninggalkan pesan ke nomor telepon Koko yang isinya: “Ko, kapan kowe cuti, le?” ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun