Mohon tunggu...
Gadis Marethsa Tamara R
Gadis Marethsa Tamara R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Tak Hanya Batik, Rengginang Menjadi Primadona di Blacanan, Pekalongan

25 Oktober 2022   22:15 Diperbarui: 25 Oktober 2022   22:51 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Pekalongan merupakan salah satu daerah yang ada di Jawa Tengah yang dikenal dengan slogan the world city of batik. Pekalongan memang terkenal dengan hasil konveksi batik. Akan tetapi, Pekalongan juga menyimpan banyak harta karun yang masih tersembunyi. 

Salah satu desa yang ada di Pekalongan adalah Desa Blacanan. Desa ini merupakan desa yang dekat dengan perbatasan Pemalang dan Pekalongan. 

Desa ini dulunya terkenal dengan hasil pertanian, akan tetapi saat ini lahan pertanian milik warga sudah tergenang oleh air laut atau sering disebut air rob. Oleh sebab itu, lahan-lahan tersebut kini dialihkan menjadi tambak dan beberapa diantaranya masih dijadikan tempat pemancingan biasa oleh masyarakat sekitar.

Dengan demikian, masyarakat sekitar mulai memutar otak untuk mendapatkan mata pencaharian baru. Beberapa dari mereka memulai dengan membuka usaha rumahan seperti warung kelontong, konveksi, olahan makanan ringan, dan lain sebagainya. Warung kelontong di desa ini sangatlah banyak. 

Dengan demikian, tidak perlu khawatir jika membutuhkan keperluan seperti makanan berat, atau hanya sebatas minuman kemasan hingga cemilan.

Salah satu usaha rumahan yang masih bertahan dari sebelum bencana banjir rob hingga sekarang adalah usaha pembuat cemilan rengginang. Bagi sebagian orang tentu tidak asing lagi dengan cemilan satu ini. Rengginang merupakan makanan semacam kerupuk dengan ukuran yang lebih tebal, terbuat dari beras ketan yang dijemur terlebih dahulu sebelum akhirnya digoreng.

Salah satu warga di Desa Blacanan yang membuat rengginang adalah Ibu Purwati yang saat ini berusia 38 tahun. Beliau merupakan pembuat rengginang generasi kedua. Ibu Purwati melanjutkan usaha milik orang tua hingga akhirnya dilanjutkan oleh beliau.

Ibu Purwati memproduksi rengginang setiap hari mulai dari jam 5 hingga jam 8 pagi yang kemudian dijemur di bawah sinar matahari langsung. Beliau mengerjakan usaha ini sendirian tanpa bantuan karyawan dan masih harus mengasuh anaknya yang masih kecil. Oleh sebab itu, saat ini beliau hanya memproduksi olahan rengginang mentah atau tidak digoreng.

Berbicara tentang konsumen, beliau sudah memiliki pelanggan tetap. Selain itu, jumlah produksi dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dari pelanggan. Jumlah produksi rengginang terbanyak adalah untuk acara pernikahan yang dapat mencapai 100 biji.

 Sekali produksi membutuhkan kurang lebih 2-3 hari tergantung dari cuaca atau matahari. Apabila cuaca sedang cerah dan matahari bersinar terik penjemuran rengginang hanya membutuhkan waktu 2 hari.

Pengemasan olahan rengginang saat ini hanya menggunakan plastik kiloan tipis dan memanfaatkan staples sebagai perekat. Jika terdapat banyak pesanan, beliau akan menggunakan kardus sebagai tempat atau wadah olahan rengginang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun