Mohon tunggu...
Lidya Prastuti
Lidya Prastuti Mohon Tunggu... -

announcer, enthusiastic students, have big passion in singing and cooking, love writing, and absolutely i'm a future wife

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Love is Not as Simple as You Imagine

9 Mei 2012   13:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:30 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tertawa kecut, hahaha. Itulah yang aku lakukan kemarin tepatnya, saat membaca satu artikel di sebuah surat kabar yang aku langganan tiap hari. Inti artikelnya sihhh sederhana tentang cinta itu pasti punya motif. Bahkan sang penulis pun bilang gag cuma kain aja yang punya motif kayak polkadot, bunga-bunga, leopard, dan sebagainya, tapi ternyata cinta itu juga punya motif lho.

Berikutnya, JLEB! - mengutip kata-kata anak jaman sekarang hahaha - ketika aku baca barisan-barisan kalimat selanjutnya. Wahhh artikel ini “gue banget”. Aku ngerasa setuju bener dengan apa yang dikatakan penulis tentang cinta itu selalu punya motif atau bahasa kasarnya kepentingan. Setulus apapun cinta, bahkan buat yang ngaku punya cinta sejati sekalipun ya tetep aja namanya cinta punya motif tertentu.

Misalnya (menurutku), motif didesak orang tua, takut dianggap perawan tua, takut dianggap gag laku, ingin melupakan mantan, pengen tahu rasanya ciuman bahkan ML, pengen ada yang belikan ini itu, pengen disayang dan diperhatikan, merasa tidak punya teman dan merasa sangat butuh pacar, biar ada yang ditebengin, biar bisa dikenalin ke temen-temen, butuh orang diajak ke kondangan, biar gag bosen karena bisa ngeliatin mukanya tiap hari yang menurutnya ganteng atau cantik, masa kecil kurang bahagia, takut sendirian, biar dibilang gaul, hanya sekedar have fun, DAN masih banyak lagi. Yang ada salah satunya dari yang kusebutin diatas, hayoooo angkat tangan! Ayooo angkat kelekmu! hahahaha

Kalau boleh mencomot salah satu teori komunikasi yang saya pelajari, kasarannya bisa jadi cinta itu bisa jadi seperti social exchange theory atau dengan kata lain sebuah hubungan akan terus terjalin dengan mempertimbangkan untung dan ruginya. Ya emang gg serta merta bisa dibilang seperti itu, tapi nyatanya dan realitanya seperti itu adanya :D

Beberapa waktu yang lalu aku sempat berdebat dengan temanku yang tenyata semakin kesini mengalami pergeseran makna cinta. Setelah sekian lama “berdarah-darah” karena cinta, dia tidak tega lagi dipermainkan, dia lelah sehingga memutuskan untuk mendefinisikan cinta dengan lebih simple namun kalau dipikir-pikir tetap kaya akan motif.

Aku sendiri sangat percaya bahwa cinta itu penuh dengan motif-motif tertentu, jadi apa hubungannya dengan judul postingan diatas? Ya, kesimpulanku karena cinta itu bermotif jadi cinta itu tak sesederhana yang dibayangkan. Akan banyak sekali pertimbangan, akan ada hitung-hitungan, akan ada waktu yang menjawab, perlu ada pemuas kebutuhan dan kepentingan dan masih banyak hal lain. Kalau ada yang gag setuju dengan opini saya, ya monggo!

Love is not as simple as we imagine…

Cinta tidak sesederhana yang kita bayangkan, meskipun aku masih percaya juga bahwa cinta tidak butuh alasan, yang artinya bertolak belakang dengan judul postinganku, namun disisi lain tidak bisa dipungkiri cinta juga membawa sejuta kepentingan.

Seperti yang juga dikatakan oleh penulis artikel yang kubaca, bahwa tidak ada pertemanan atau persahabatan yang abadi, yang ada hanya kepentingan yang abadi? - DAMN i really agree with her!!!

Semua orang di bumi pasti punya kepentingan, begitu juga cinta.

Apapun kepentinganmu dengan cinta yang pasti jangan sampai menodai arti cinta yang mulia itu sendiri, cinta yang untuk kebaikan bagi kita dan semua orang, yang membawa manfaat, sejuta kesejukan dan kedamaian.

Benarkanlah motif cinta kita, dan jangan takut untuk mencintai :D

Cheers,

@lidyablek

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun