Mohon tunggu...
Gabriel Lintang
Gabriel Lintang Mohon Tunggu... Freelancer - Suka nulis, jarang ngoceh, kadang membaca

Orang yang ngambil jurusan bahasa waktu SMA dan masuk ke prodi ilmu komunikasi di perguruan tinggi. Bisa berbicara 4 bahasa (Indonesia - Jawa - Inggris - Jepang)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Antara Sinetron dan Kartun, Mana Lebih Baik?

23 Desember 2019   23:16 Diperbarui: 24 Desember 2019   15:03 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: tayangan televisi. (sumber: Flickr, Atomic Ind)

Anime ini cukup mengghiasi per-TV-an Indonesia saat penulis kecil. Film adaptasinya yang berjudul Dragonball Evolution dianggap sebagai salah satu film paling buruk sepanjang masa. 

Yah memang kebanyakan film adaptasi Holywood mengecewakan. Film buatan Stephen Cow (Produser Shaolin Soccer, Kungfu Hustle, dan CJ7) dan James Wong mengecewakan para fans berat Dragonball. 

Padahal film-film sebelumnya yang digarap oleh Stephen Cow bisa dibilang cukup bagus dan mengharukan. Serta karakter yang memerankan Goku dianggap kurang cocok oleh para penggemar.

Salah satu film adaptasi terburuk (Menurut pengkritik) | Dragon Ball - inverse.com
Salah satu film adaptasi terburuk (Menurut pengkritik) | Dragon Ball - inverse.com
Dragonball Evolution menghabiskan dana yang relatif kecil dibandingkan Zootopia, yaitu sekitar $30.000.000 dollar Amerika (30 juta dollar) yang dirupiahkan menjadi RP.434.550.000.000,00 (400 juta rupiah). Di IMDB hanya mendapat rating 2.6/10, sangat-sangat buruk. 

Dengan biaya sebesar itu dan hanya mendapatkan sebuah kritikan pedas, untuk apa film itu dibuat? Apakah hanya untuk peruntungan saja? 

Walau begitu film itu bisa mendapatkan penghasilan melebihi biaya produksinya yakni sebesar $57.500.000 dollar Amerika (50 juta dollar Amerika) atau setara dengan RP.832,887,500,000.00 (800 juta rupiah). 

Biaya produksi seperti itu jika dibandingkan dengan sinetron sangat jauh bukan? Atau bahkan penghasilannya penulis rasa sudah jauh melampaui Dragonball Evolution.

Sangat berbeda dengtan Zootopia yang menghabiskan biaya produksi sebesar 2 triliun rupiah, hanya untuk sebuah film animasi dengan durasi yang tidak sampai 2 jam. 

Tapi kita bisa lihat kesuksesannya. Angka penjualannya melonjak tinggi hingga mencapai $1.024.000.000.000 (Satu triliun dollar Amerika) atau jika dirupiahkan RP.14.832.640.000.000.000 (14 triliun rupiah). 

Penjualannya benar-benar laris di pasaran, dan membuat film ini menjadi salah satu film terbaik sepanjang masa berkat grafis yang bagus, cerita yang matang, dan seluruh karakter didalamnya berperan penting dalam cerita.

Untuk Tukang Ojek Pengkolan tidak disebutkan berapa penghasilannya per-episode. Kemungkinan menurut penulis, penghasilan TOP hingga saat ini mencapai angka miliaran rupiah, belum sampai triliunan. Namun penulis yakin, dalam waktu dekat ini TOP akan menjadi salah satu sinetron dengan pendapatan terbesar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun