Mohon tunggu...
Gabriel Bryant
Gabriel Bryant Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa Kelas 12 di SMA Kolese Kanisius Jakarta

Siswa Kelas 12 di SMA Kolese Kanisius Jakarta yang sedang dalam masa belajar dalam pembuatan artikel teknologi dan ilmu pengatahuan alam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Daging Laboratorium - Solusi Penanganan Kerusakan Ekologis

24 September 2022   23:57 Diperbarui: 25 September 2022   00:21 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           Dunia yang dewasa ini sedang menghadapi krisis lingkungan secara global. Banyak kerusakan yang diakibatkan oleh karena kegiatan manusia di bumi. Salah satunya adalah masalah mengenai emisi gas. Penyebab dari adanya polusi gas di udara ini membuat adanya dampak pemanasan global yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Penyebabnya pun beragam seperti dari hasil samping transportasi bahkan peternakan. Ini mengartikan bahwa produksi daging juga turut memberikan dampak buruk bagi lingkungan dalam penerapannya. Keprihatinan mendalam mengenai masalah ini membuat banyak ilmuwan tergugah untuk segera menemukan solusi dari permasalahan berskala global ini. Salah satunya adalah dengan teknik rekayasa daging di dalam laboratorium.

           Kontroversi mengenai adanya teknologi ini membuat ada banyaknya artikel yang telah memberikan berbagai sudut pandang biologi mengenai daging laboratorium. Seperti artikel yang ditulis oleh Maditanul.M, seorang mahasiswa S2 gizi di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Topik yang berbicara tentang perkembangan bioteknologi dan teknologi pangan ini menarik perhatian saya, mengingat cita-cita saya yang berhubungan dengan ilmu teknik serta biologi. Karya tulis ini memuat berbagai fakta dan opini penulis mengenai keberadaan jenis produk perkembangan teknologi ini di mata masyarakat. Artikel ini dipublikasikan untuk meyakinkan dan mendidik para pembaca tentang bagaimana produk daging laboratorium ini menjadi pilihan yang lebih aman untuk masyarakat. Penggunaan bahasa yang baik dan baku membuat pemahaman dari artikel ini menjadi maksimal. Dengan rangkaian kata yang menarik, membuat saya semakin terjun ke dalam pembahasan yang disajikan oleh penulis. Terutama bagian perincian fakta dan opini terkait.

          Dalam artikel, diketahui bahwa daging laboratorium merupakan salah satu produk bioteknologi yang sedang marak dikembangkan. Penulis menemukan banyak perdebatan yang terjadi dari produk daging buatan ini dari berbagai sudut pandang keilmuan dalam masyarakat. Entah dari proses, hasil, dampak maupun kehalalan dari hasil perkembangan teknologi kala ini. Namun, menjadi sebuah fakta bahwa daging rekayasa ini merupakan inovasi yang membuat penurunan kerugian ekologis dan energi produksi daging di dunia. Terutama untuk daging sapi. Penulis berpendapat bahwa  walaupun meningkatkan keramahan lingkungan terkait daging sebagai sumber pangan, namun produksinya harus diimbangi dengan metode yang baik. Selain itu, dalam mengonsumsinya diperlukan pengawasan akan kebutuhan gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuh kita, walaupun memang sudah dinilai memiliki kandungan protein serta gizi yang telah disesuaikan. Baik itu dari produk daging laboratorium ataupun daging analog sebagai versi dari nabatinya. Dengan demikianlah pandangan masyarakat mengenai  produk inovasi daging hasil laboratorium di masa sekarang, khususnya di Indonesia.

          Didukung dengan karya tulis berikutnya, artikel yang ditulis oleh Cindy di website hipwee.com memberikan beberapa fakta relevan berhubungan dengan teknologi daging buatan. Dalam artikelnya dijelaskan bahwa daging laboratorium pertama kali dilakukan oleh Profesor Mark Post dari Maastritch University di Belanda. Beliau melakukan penelitiannya di tahun 2013 berdasarkan pada keinginannya untuk mengurangi dampak buruk dari peternakan kepada lingkungannya. Terutama tentang pengolahan limbah peternakan yang kurang baik dalam praktiknya. Penelitiannya ini pun membawakan hasil yang cukup baik kepada masyarakat global dan lingkungan. Hal ini terbukti dari hasil penelitian dari Oxford University yang menemukan bahwa daging laboratorium dapat mengurangi sekitar 96-99% penggunaan air dan emisi gas untuk memproduksi daging. Produk ini pula juga terbukti memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan karena diproduksi dalam lingkungan steril dan tanpa pemberian hormon ataupun antibiotik. Banyaknya manfaat dari produk daging ini, juga membuat beberapa negara melegalkan pengedarannya. Salah satunya adalah negara Singapura pada tahun 2020 melalui perusahaan startup Eat Just Inc.

          Lantas, bagaimana proses yang dilalui oleh para produsen untuk membuat produk olahan rekayasa sel dalam laboratorium ini? Dalam produksinya, para ilmuwan dan produsen mengambil sebuah sel dari individu hewan yang sehat dan bebas dari pengaruh hormon tambahan. Kemudian, mereka memberikan sebuah sel otot pada sel sehat tersebut untuk dikembangkan serta ditumbuhkan dengan pemberian nutrisi secara berkala dalam laboratorium. Ditambah lagi, laboratorium merupakan tempat dengan lingkungan yang steril akan membuat hasil produksi daging sungguh "bersih" dalam pertumbuhannya. Terutama dalam mencegah hasil emisi dan penggunaan air berlebih dalam produksi daging. Setelah beberapa minggu, sel tersebut akan membentuk sebuah jaringan hingga membentuk sebuah wujud daging dari kumpulan jaringan yang telah tumbuh. Akibat dari sel yang sehat dan "dikloning" membuat terjaminnya mutu daging dengan kondisi yang sama dengan sel individu yang diambil dalam proses produksi dagingnya. Proses inilah yang membuat daging menjadi alternatif dari penanganan kerusakan lingkungan akibat produksi daging.

          Peran pencegahan polusi lingkungan dalam daging laboratorium bisa dianalogikan sebagai sebuah wujud hasil tugas. Seseorang perlu terus mempertanggung jawabkan apa yang menjadi sebuah kewajiban mereka ketika menikmati hak-hak yang didapatkan darinya. Ini mengartikan bahwa ketika manusia diberikan hak untuk memanfaatkan sumber daya alam (SDA) bumi, menjadi sebuah kewajiban bagi mereka untuk menjaga dan merawat SDA yang ada. Ini juga menandakan bahwa bila ada kerusakan yang terjadi, manusia perlu mencari solusi untuk memperbaikinya. Apalagi hal tersebut berdampak positif dan dilakukan demi memperbaiki kelangsungan hidup manusia sendiri. Inilah mengapa daging laboratorium dapat diibaratkan sebagai hasil pertanggung jawaban manusia dari kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini.

          Mengingat daging laboratorium merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban manusia terhadap kerusakan lingkungan, menjadi sebuah harapan bahwa adanya perkembangan lanjutan dari teknologi tersebut. Baik dalam tahap produksi maupun penerapannya. Besar keinginan saya sebagai penulis agar perkembangan itu dapat masuk dan berjalan di Indonesia. Sebab, dengan dampak positif dan potensi penerapan yang progresif, kita dapat membuat masyarakat menjadi lebih sehat serta mengurangi pengaruh kerusakan lingkungan dalam negara. Mengetahui fakta pula bahwa Indonesia dengan populasi serta wilayah yang luas juga turut menyumbang emisi atau polusi yang dapat merusak lingkungan secara perlahan. Dengan alasan inilah, saya mendasari harapan dan motivasi mengenai perkembangan daging laboratorium dalam negara Indonesia. Walaupun saat ini, kita belum memastikan kapan perkembangan dan praktiknya ini akan semakin marak di dalam kehidupan negara.

          Dengan berbagai manfaat yang dapat diperoleh, daging laboratorium dapat menjadi solusi alternatif dari adanya permasalahan ekologis, khususnya mengenai emisi gas dan penggunaan air. Adanya jaminan kebersihan proses dan keuntungan kesehatan yang dimilikinya membuat adanya potensi pembangunan "imunitas" lingkungan yang lebih baik. Walaupun masih sangat sedikit yang menerapkan produk teknologi modern ini, namun kedepannya sangat mungkin bagi banyak orang untuk terus mengembangkan inovasi ini. Mengingat ini merupakan kewajiban kita dalam proses pelestarian dan perbaikan lingkungan. Oleh karena itu, mari kita terus kembangkan daging laboratorium demi kehidupan yang lebih sehat.

Penyunting : YA33

Sumber :

https://www.kompasiana.com/madeen/60045d43d541df1bbe4483e3/daging-buatan-laboratorium-pilihan-yang-lebih-aman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun