Mohon tunggu...
Gabby Indrawati
Gabby Indrawati Mohon Tunggu... -

Calon CEO

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Delapan Juta Siswa Indonesia Berjuang dalam UNBK 2019

28 Maret 2019   17:18 Diperbarui: 28 Maret 2019   17:46 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari ini menjadi saat-saat yang berat bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sejak Senin (25/3) lalu, Ujian Nasional Berbasis Kompetensi digelar hingga Kamis, 28 Maret. Pada hari pertama, siswa menghadapi soal dari maat pelajaran Bahasa Indonesia, disusul Matematika dihari kedua. Bahasa Inggris menjadi topik ujian hari ketiga lalu sebagai pamungkas adalah teori kejuruan sesuai dengan bidang masing-masing siswa. Istilah UNBK mengacu pada metode pengerjaan ujian dengan computer yang juga dikenal dengan istilah computer-based test (CBT). 

Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). UNBK tahun 2014 secara bertahap diterapkan ke sekolah-sekolah di Indonesia. Saat ini UNBK menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload) (kemdikbud.go.id). Tahun ini UN diikuti oleh lebih dari delapan juta siswa di seluruh Indonesia. Sebanyak tujuh juta lebih anak akan mengerjakan soal dengan system CBT, sedangkan sisanya masih menggunakan kertas dan pensil.

Seusai siswa SMK, giliran anak-anak Sekolah Menengah Atas atau SMA yang akan berjuang mengalahkan keraguan dalam menjawab beberapa ratus butir soal. Senin 1 April esok menjadi hari pertama dari total empat hari pelaksanaan UN SMA tahun 2019. Menariknya, UN SMA akan diselingi dengan libur Isra Mi'raj. Memberikan kesempatan mereka untuk bernafas sejenak sebelum melanjutkan berjuangan sampai tanggal 8 April mendatang. Menyusul kakak-kakaknya ditingkat SMA dan SMK adalah giliran para siswa SMP/MTs. Seusai pemilu, tepatnya tanggal 22 hingga 25 April. Hampir bersamaan adalah UN Sekolah Dasar/MI, dan diakhir Mei Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menutup rangkaian Ujian Nasional Berbasis Kompetensi dengan gelaran UN bagi siswa Pendidikan kesetaraan (Kejar Paket B dan C). Siswa siswi di Provinsi Papua, Papua Barat dan NTT mendapat perlakuan khusus karena sehari sebelumnya merupakan hari raya Paskah yang dirayakan secara khusus oleh masyarakat disana (tirto.id).

Seusai menjalankan Ujian Nasional, siswa siswi SMA masih punya satu tugas lagi terhadap negara yaitu mengikuti Pemilihan Umum 2019 yang digelar 17 April. Ini bisa jadi kali pertama mereka menunaikan tugas dan hak sebagai warga negara demokratis. Untuk menjadi seorang pemilih, seorang WNI harus lah berusia sekurang-kurangnya 17 tahun pada saat memilih (minimal lahir pada 17 April 2002), sudah menikah atau pernah menikah dan terdaftar pada daftar pemilih tetap (DPT). 

Partisipasi anak muda dalam pemilu sangat diharapkan karena pada pundak mereka lah nasib bangsa ini akan ditentukan kemudian. Anak muda bisa mulai melek politik dengan mengenal dan mempelajari calon yang maju. Mulai dari posisi tertinggi presiden hingga DPRD dan DPD ditingkat local. Pemilih cerdas juga tahu mana yang perlu dan tidak perlu disebarkan. Berita bohong dan ujaran kebencian cukup dibaca saja tanpa perlu ditambah, dikomentari atau justru disebar luaskan. Mengingat pemilu hanyalah pagelaran lima tahun sekali, namun persaudaraan dan persatuan terjalin seumur hidup.

Mengenal calon-calon pemimpin bisa dilakukan dengan berbagai cara. Jika membaca spanduk atau poster caleg saja tidak cukup, maka media social atau situs-situs terpercaya dan terverivikasi bisa dipakai untuk menelisik rekam jejak. Paling mudah adalah membuka situs KPU lalu mulai mencari siapa saja caleg yang akan maju mewakili daerah masing-masing.

Ada lagi situs dan aplikasi seperti calegpedia.id, pintarmemilih.id atau rekamjejak.net yang menggugah para pemilih untuk "kepo" pada para caleg. Untuk anak muda atau pemilih pemula di wilayah DIY, patut untuk membuka website bambangsoepijanto.com. 

Bambang Soepijanto akan bersaing dengan 10 caleg DPD lain untuk memperebutkan 4 kursi DPD. Berbeda dengan caleg DPR atau DPRD, para calon senator DPD tidak datang dari satu partai politik tertentu sehingga perjuangan dan kerja mereka minim intervensi kepentingan lain. Bambang Soepijanto yang mendapat nomer urut 24 juga memilih berkampanye cerdas yaitu menguraikan visi dan misinya lewat tulisan. Media social Facebook Bambang Soepijanto, Instagram dan website adalah mediumnya berbicara. Ia bertekad menjadi anggota DPD yang mengayomi dan menentramkan wong cilik. Bambang juga ingin mensejahterakan rakyat lewat pembangunan yang sesuai karakter wilayah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun