Mohon tunggu...
Gabby Indrawati
Gabby Indrawati Mohon Tunggu... -

Calon CEO

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UMKM, Penyokong Industri Pariwisata

15 November 2018   15:42 Diperbarui: 15 November 2018   18:42 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena pekerjaan yang berhubungan dengan kesenian daerah, ayah saya sering pergi ke desa-desa di sekitar DIY. Ke desa-desa di Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul atau Sleman. Yang menyenangkan bagi saya atas pekerjaan itu adalah oleh-oleh, produk UMKM atau Usaha Menengah Kecil dan Mikro. Entah makanan atau kerajinan tangan. Bagi orang Indonesia, oleh-oleh atau cinderamata dari satu daerah seperti wajib dicari. Sebagai tanda kenang-kenangan juga alat social bila dibagi-bagikan untuk orang lain.

Meskipun dari desa, oleh-oleh yang dibawakan ayah sering kali mengejutkan.  Seperti kemarin saya mendapat sebungkus cokelat serbuk yang siap diolah menjadi aneka makanan dan minuman. Lain waktu ayah membawa kopi, teh, gula palem, hingga berbagai jenis keripik. 

Menariknya, makanan-makanan itu sudah dikemas dalam bungkus modern layaknya produk pangan kekinian di swalayan. Cantik dan menarik.  Harus saya akui, dengan kemasan ini ketertarikan saya sebagai konsumen semakin bertambah. Lagi, dengan bungkus modern kualitas makanan jadi lebih terjaga. Sejak mendapat buah tangan UMKM ini, saya jadi sering titip dibelikan, atau dicarikan oleh ayah.

Jika mau melihat konteks yang lebih makro, inovasi atas produk-produk UMKM adalah langkah yang cerdas dan strategis. Provinsi DIY yang dicitrakan dan dibangun sebagai kota pariwisata berdampak pada semaraknya industry makanan, minuman atau kerajinanan sebagai oleh-oleh wisatawan. Selera wisatawan dan tren kuliner yang berkembang juga menciptakan kesempatan bagi panganan-panganan baru yang tadinya tidak "nJogja" seperti  cake atau cokelat.  

Oleh-oleh Jogja kini tak Cuma Bakpia atau Gudeg, begitu yang mencoba mereka tawarkan. Dan melihat perkembangan social media, kesadaran pariwisata, juga gairah investasi, tren ini nampaknya tidak akan pudar dalam waktu lama. Pemainnya pun  tidak melulu orang Jogja. Selebriti-selebriti ibu kota juga meramaikan industri ini.

Gairah bisnis oleh-oleh ini sekaligus koin bermata dua bagi UMKM di DIY. Bersaing dengan modal besar memang tidak mudah, namun bukan berarti kalah. Langkah-langkah strategis nan sederhana dengan re-branding kemasan saja menurut hemat saya sudah menjadi langkah cerdas. Mengikuti trend sambil terus mencari kekayaan nilai dan rasa dari produk itu sendiri.

Namun begitu, perubahan dari UMKM sendiri tidak cukup, apalagi harus bersaing dengan pemodal raksasa. Perlu ada boosting ada dorongan dan dukungan dari pemerintah dan lembaga lain yang punya perhatian. Seperti Bambang Soepijanto misalnya. Calon anggota DPD RI dari Jogjakarta ini memiliki misi untuk meningkatkan usaha UMKM di semua sector. 

Dalam konteks pariwisata, Bambang Soepijanto juga bertekad untuk mewujudkan dan mendorong DIY sebagai tujuan wisata edukasi, baik Domestik maupun internasional. Dengan latar belakang politik independen atau non partisan, kita bisa berharap bahwa Bambang akan lebih memihak rakyat ketimbang kepentingan golongan. 

Sehingga bukan tidak mungkin jika Bambang Soepijanto menjadi anggota DPD RI UMKM dalam konteks industry oleh-oleh dan pariwisata akan semakin diperhitungkan dan bersaing. Edukasi akan mendorong individu untuk berkreasi dan menciptakan inovasi. Maka, bukan tak mungkin akan semakin banyak produk UMKM Jogja yang segar dan pada akhirnya turut mendorong industri pariwisata Jogja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun