Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si Kecil Belajar Salat

16 Desember 2017   09:51 Diperbarui: 16 Desember 2017   10:00 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Si kecil sudah mampu berjalan di usianya yang ke15 bulan. Makin mahir saja makin harinya. Namun begitu jalannya masih serupa robot. Serasa siap jatuh sewaktu waktu.

Nah untuk ini paling nguatirin pas emak atau ayahnya sholat.

Dia emang kebiasa ngikutin emaknya sholat. Dari si emak mulai sholat lagi pasca lahiran, ia selalu 'ngikut'. Emak berusaha untuk sholat di sebelah dia. Pas masih bisa baringan aja sih enak. 

Ga kuatir. Makin lama bisa tengkurap, bantal setinggi tembok Cina pun dihadangkan. Pas udah bisa merangkak mendingan, didudukin aja di sajadah. Malah waktu itu mulai diajak jamaah di mushola. Cuman waktu tertentu yang jamaahnya sedikit. Nah sekarang, wuiihh... mayan bikin was was sih benernya.

Jadi dia udh mulai nggelibetin pas emaknya posisi berdiri. Pas emaknya sujud dipegangin badannya. Pas yang susah abis duduk di antara dua sujud, entah pas mau sujud berikutnya atau mau lanjut rokaat berikutnya, eh si kecil duduk di pangkuan emak. Nyaman banget deh dianya,hehe.

Tapi terlepas dari itu semua, baik emak maupun ayah tidak keberatan. Kalaupun kami harus tuma'ninah lebih lama atau harus sedikit geser-geser, kami akan tetap membiarkannya demikian.

Karena inilah bentuk pembelajaran kami untuknya. Bentuk pembelajaran kami tentang sholat. Pembelajaran kami tentang gerakan-gerakan sholat dan semua yang berbau sholat.

Toh dari semua keribetan itu, dia seolah paham bahwa orang tuanya belum selesai sholat dan setelah ia nyandar sebentar, ia akan memberi ruang bagi kami untuk melanjutkan gerakan sholat berikutnya. Inilah yang meyakinkan kami bahwa ia akan belajar dari yang ia lihat, bukan sekedar dari yang ia dengar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun