Mohon tunggu...
Miss G
Miss G Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi, Cat Air dan Film Mandarin

Sekedar menitipkan remah-remah kata.-G

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Rasa yang Kusesap Diam-diam

4 April 2021   04:15 Diperbarui: 4 April 2021   10:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita selalu mulai dengan hanya saling pandang, dibatasi meja kecil, beribu kilometer jaraknya. Lalu, ketika kita sama-sama mulai, aku selalu tergoda untuk diam saja, pura-pura sibuk dengan kopiku, lalu dengan gaya paling sexy yang memungkinkan, menyesapnya pelan-pelan, menikmati sapaan matamu yang berteriak, "kangen," membiarkan suaramu, tenang dan berbisik menceritakan semua dongeng tentang segala keajaiban yang tiba di pintumu hari ini, atau yang kamu temukan berserakan seperti batu-batu kecil sepanjang perjalananmu sepekan lalu.

Kecuali jarak, tak pernah berhasil, kita penggal-penggal, menjadi potongan kecil-kecil. Kecuali jarak, kita selalu berhasil, hadir, dalam penggalan waktu, singkat-singkat. "Lelah?" Matamu pernah, bahkan kerap, sibuk bertanya-tanya. Aku tak mau, tak akan pernah mau, menjawab. Tak ada jawabannya, selalu lebih baik bagi kita. Aku tetap akan datang, diam-diam mendengarmu bercerita, sambil menyesap kopi hitamku, beribu kilometer jauhnya. 

Bukankah waktu, yang berputar terus tanpa jeda dalam iramanya yang tetap, adalah pembawa pesan-pesan rahasia? Jadi, mari kita biarkan begitu. Kita lebih tabah saja menunggu tirai-tirai itu dibukakannya satu demi satu. Jika, satu saat nanti, ternyata, suratan takdirmu tidak lagi punya titik temu dengan suratan takdirku, aku ingin kita tetap menjadi garis-garis paralel, tak perlu bersinggungan lagi, tapi tahu, di suatu waktu, kita pernah berada di titik imajiner yang sama.*** 

Dipicu oleh: "Lelaki dalam Sepotong Rasa" tulisan Arya Ningtyas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun