Mohon tunggu...
Sofyan Sirajuddin ST
Sofyan Sirajuddin ST Mohon Tunggu... Insinyur - Sederhana

Selalu mencari hal-hal baru, suka menulis apa yang ada di kepala walaupun sedikit kacau dan tidak terstruktur.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia dan Tuhan

6 Desember 2012   16:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:05 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dimasa-masa remaja seperti ini tentunya pembahasan yang paling menarik dan indah yaitu tentunya ASMARA kan, atau mungkin orang banyak bilang CINTA dimana pembahasan ini memiliki gaya tarik tersendiri dalam kaum remaja bahkan mengalahkan pembahasan akademik ataupun tentang cerita masa lalu yang terkadang membuat kita tertawa terbahak-bahak jika kita melakukan pengingatan kembali(rekontruksi) dan melontarkannya diteman cerita kita. Nah setelah kita membahasnya tentunya kita memiliki rasa penasaran yang tinggi sehingga membuat kita ingin mencicipi bumbu CINTA tersebut, apakah itu mungkin karena tingkat khayalan kita terlalu tinggi ataukah memang itu harus melewati fase seperti itu ? entahlah....... Padahal toh jika dibenturkan dengan banyak cerita cinta terkadang tak seperti dengan konsep cinta pada umumnya yang dimiliki oleh orang, contoh mungkin seperti halnya khalil gibran ataupun mungkin kisah asmara layla majnun yang perjalanan kisahnya terlalu banyak kesedihan dan hanya berlumuran puisi fanatisme yang seakan-akan hanya orang yang dicintainyalah yang paling hebat ataupun baik diantara yang lain, tapi kenapa masih banyak orang yang ingin mencoba bumbu cinta yah? Sedangkan ketika kita sudah memulai membuat resep cinta yang akan diproses dengan memasaknya hingga matang dan menyajikannya dengan nama menjalin hubungan asmara itukan berarti ada pertemuan diantara 1 orang ke orang yang 1 nya lagi sehingga bersatulah mereka, tapi kalau ada kiri berarti ada kanan dan ada pertemuan berarti ada pula perpisahan, sedangkan perpisahan itukan pasti menyakitkan. Tapi kenapa yah masih banyak orang yang ingin tetap mencobanya? Yah tentunya masih berfikir akan hal itu.

Dari beberapa pertanyaan diatas mungkin muncul 1 pertanyaan, apakah semua itu terjadi hanya karena sifat paten manusia yang bisa kita sebut “PENASARAN” ? nah kalau kita mengatakan semua itu karena penasaran, sekarang ada pertanyaan lagi apakah kita penasaran di perjalanan cintanya ataukah cintanya? Mari sama-sama kita petakan. Karena kitakan pasti penasaran di 1 arah saja, nah kalau memang kita penasaran diarah perjalanan cinta, berarti setelah kita mencoba yang dinamakan dengan perjalanan cinta maka penasaran kitapun akan mulai pudar mungkinpun lenyap. Sedangkan kalau kita penasaran dicintanya saja, pasti kita akan bertanya pada diri kita sendiri lagi kalau cinta itu apa? Sedangkan sampai sekarang tak ada orang yang dapat mengartikan cinta itu apa. Kalaupun kita sudah mengetahui apa yang dinamakan dengan cinta apakah penasaran itu sudah mulai pudar karena arti dari sebuah cinta sudah kita ketahui, dan apakah cinta memang hanya sependek sebuah arti ? sedangkan ketika kita tenggelam lebih dalam terhadap cinta maka semakin pula kita akan bertanya-tanya kalau cinta itu apa dan dengan sendirinya kalau cinta hanya sependek sebuah arti itupun terbantahkan.

Tapi kenapa yah kita masih trus ingin mecoba perjalanan cinta yang digambarkan nyata dialam materi, walaupun kita ketahui endinya seperti apa. Dan kenapa juga yah kita masih tetap mencari cinta yang tak pernah nampak dialam materi, sedangkan kitapun tahu kalau semakin kita tenggelam didalamnya semakin pula kita bertanya-tanya kalau cinta itu apa.

Apakah ini yang banyak orang bilang kalau hidup adalah proses pencarian? Dan apakah ini yang banyak orang katakan kalau manusia akan selalu mencari tahu siapa dirinya dan dimana dirinya? Dan juga apakah karena memang kita terlahir sebagai mahluk penasaran.

Entahlah, silahkan kalian renungkan sendiri !!!"RRS"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun