Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengembalikan Anggrek ke Rumahnya

12 April 2013   07:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:20 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="" align="aligncenter" width="492" caption="hollywood styel sebelum penanaman - fxmuchtar"][/caption] Sadar bahwa habitat anggrek semakin tergerus oleh pembalakan hutan dan perburuan anggrek, maka anggota ENCLASI (Enclave Anggrek Indonesia), Grup pencinta anggrek spesies di FB, berkeinginan mengembalikan sebagian koleksi mereka ke hutan.

Oleh karena itu ketika ada momentum Pameran Anggrek Asia Afrika di Bandung (Mei 2011), Saat itu berkumpul para pencinta anggrek dari seluruh nusantara, mulai dari kolektor hingga penjual, Muncullah ide untuk menanam anggrek di hutan, rumah aslinya.

Menanam di hutan? Hutan mana? Saat itu diusulkan untuk menanam kembali anggrek-anggrek di TAHURA (Taman Hutan Raya) Ir. H. Djuanda di Bandung. Selain pada saat itu para pencinta anggrek sedang berkumpul, sehingga memudahkan mobilisasi penanaman, juga ada kesediaan dari pihak TAHURA untuk menjaga anggrek-anggrek yang ditanam. Maklum saja, ada kekhawatiran dari teman-teman bahwa anggrek-anggrek yang ditanam akan raib tak lama setelah penanamannya. Rupanya kejadian seperti itu sering terjadi di tempat lain. Pertimbangan lainnya, karena lokasi TAHURA dekat dengan rumah saya, sehingga memudahkan untuk memeriksa dan memantau perkembangan anggrek.

[caption id="" align="aligncenter" width="425" caption="membiasakan sejak dini - fxmuchtar"][/caption] Selain problem keamanan yang cukup pelik dan alot, problem kedua adalah masa tanam yang mendekati musim kemarau sangat menjadi perhatian para anggota. Apakah anggrek-anggrek itu bisa bertahan di musim panas yang tak bisa diprediksikan.

Tak mudah meyakinkan para anggota untuk mau menyumbangkan sebagian koleksinya. Akhirnya, setelah melewati berbagai macam pertimbangan, argumentasi dan motivasi, penanaman anggrek dilaksanakan di TAHURA Ir. H. Djuanda. Semua dilakukan dengan keyakinan bahwa harus ada yang memulainya. Adapun rintangan yang ada harus diselesaikan.

Antusiasme anggota Enclasi sangat membanggakan. Penanaman pertama dapat dikumpulkan 204 tanaman yang terdiri dari 49 spesies. Koleksi yang terkumpul pun tak main main. Mulai dari yang umum sampai yang sudah langka.

Tak sampai di situ saja, setelah melihat proses dan keamanan TAHURA, maka beberapa teman mengirimkan kembali anggrek-anggreknya, sehingga harus ada penanaman sesi II dan bahkan III. Sesi dua dapat menanam anggrek sebanyak 157 tanaman yang terdiri dari 77 spesies. Sayangnya penanaman sessi III belum bisa dilaksanakan karena masalah kesibukan tiap anggota.

[caption id="" align="aligncenter" width="380" caption="berbunga di TAHURA - Fxmuchtar"][/caption] Sekarang, setelah hampir setahun penanaman bagaimana hasilnya. Berita buruknya, banyak anggrek mati. Hal itu sebagaimana sudah diprediksi berkaitan dengan waktu penanaman yang mendekati kemarau. Berita bainya banyak juga yang hidup, tumbuh dan berbunga. Faktor keamanan yang dikhawatirkan tak terjadi. Semua anggrek tetap ada seperti awal ditanamnya. Kalaupun tidak ada, biasanya karena pengikatnya tak kuat sehingga terjatuh. Anggrek –anggrek yang terjatuh itu mesti diikat kembali dan ditempatkan pada tempat yang aman

Ke depan ada mimpi yang ingin direalisasikan, MENANAM 1000 ANGGREK BULAN (Phalaenopsis amabilis). Semoga saja anggrek-anggrek itu betah di rumahnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="343" caption="anggrek yang siap ditanam - fxmuchtar"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="354" caption="Ayo menanam - fxmuchtar"][/caption]

Dokumentasi penanaman sesi I

Dokumentasi penanaman sesi II

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun