Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ancaman Takfirisme dari Munas MUI IX

25 Agustus 2015   21:05 Diperbarui: 25 Agustus 2015   21:05 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi minta MUI jadi tenda besar Islam moderat Tanah Air - Harus lakukan reformasi internal - Presiden Jokowi saat memberi sambutan di Munas MUI ke-IX di Surabaya

Dalam sambutannya membuka Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia ke IX, Presiden jokowi mengatakan, “MUI sebagai pelopor umat tengahan agar melakukan reformasi internal dan reformasi diri dengan demikian MUI agar bisa tegak menjadi tenda besar sejati yang menaungi Islam moderat di tanah air, Islam yang tidak ekstrem, Islam yang penuh kelapangdadaan dimana selama ini terbukti bisa menjaga saling pengertian dan persaudaraan.”

Namun harapan Presiden itu sepertinya akan jauh panggang dari api, sebab Ketua MUI Jawa Timur mengeluarkan statemen yang berpotensi menjadi pemicu perpecahan di kalangan umat Islam. Kepada media Online KH Abdussomad Bukhori mengatakan, agenda Munas yang digelar 24-27 Agustus 2015 ini akan mengeluarkan sejumlah rekomendasi terkait syariat-syariat agar paham-paham merusak akidah tidak diberikan kesempatan berkembang di Indonesia. (sumber)

"Jangan sampai paham yang merusak akidah itu berkembang di Indonesia yang notabene mayoritas beragama Islam," kata Abdussomad, Sebagaimana saya kutip dari Okezone.com. Selasa (25/8/2015)

Saya tak perlu meraba-raba, ke mana kata-kata ketua MUI Jawa Timur itu diarahkan. Hidayatullah menyebutkan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur itu meminta agar dalam forum Musyawarah Nasional (Munas) ke IX ini membahas tentang Syiah.

“Mumpung masih belum besar, maka ini harus dibonsai atau dilarang,” ujarnya kepada Hidayatullah.

Upaya ke arah “pembonsaian” Syiah semakin mengkristal dengan ketiadaan wakil Syiah di dalam Munas itu. Menurut info dari Ahlul Bait Indonesia (ABI), pada Munas ini terdapat tekanan yang kuat untuk tidak mengundang wakil dari Syiah. Padahal pada tahun 2005 dan 2010, wakil Syiah masih mendapat undangan.

Hati-hati Ideologi Fitnah PKS Piyungan
Hati-hati Ideologi Fitnah PKS Piyungan
Apa yang terjadi di Munas ke IX MUI ini tentu saja hal ini akan semakin menambah panas perselisihan paham barisan kaum muslimin dengan isyu sektarian. Energi yang besar akan kembali dikeluarkan kaum muslimin untuk hal-hal itu.

Harapan saya sama dengan harapan Presiden agar MUI menjadi tenda besar umat Islam. Jangan sampai MUI ditunggangi oleh sekelompok kaum takfiri untuk membonsai yang tak sepaham dengan mereka lewat tuduhan sesat dan kafir.

Saya berharap MUI bisa mengikuti Muhammadiyah yang mengedepankan toleransi, kerukunan dan dialog sebagaimana tercantum dalam rekomendasi Muktamar sebagai berikut : Muhammadiyah mengajak umat Islam, khususnya warga Persyarikatan, untuk bersikap kritis dengan berusaha membendung perkembangan kelompok takfiri melalui pendekatan dialog, dakwah yang terbuka, mencerahkan, mencerdaskan, serta interkasi sosial yang santun.

Saya berharap MUI mampu memunculkan ruh Islam seperti yang disebut oleh Gus Mus, Islam yang damai, rukun, tidak mentang-mentang, dan yang rahmatan lil ‘alamin.

Kedamaian, kerukunan dan ketenangan perlu dipelihara di tengah masalah bangsa yang bertumpuk-tumpuk. Masih banyak PR besar yang mesti diselesaikan (Diantaranya adalah nasib pengungsi Muslim Syiah Sampang yang sampai saat ini masih belum menemukan titik terangnya). Ketimbang memupuk permusuhan toh lebih baik berlomba-lomba dalam membangun bangsa.

bihaqqi Muhammad wa aali Muhammad, Allahumma allif baina qulubil muslimin, wajma’ kalimatahum, wa wahhid shufufahum wa allif dzata bainihim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun