Mohon tunggu...
Ivan Budiman
Ivan Budiman Mohon Tunggu... Ilmuwan - A mathematician at heart, a polymath to be

My life has been always about academia. I have been a teacher, a lecturer, and a researcher. My passion is about the application of Mathematical-Statistical-Computational Thinking in Life Science and Interdisciplinary Science.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menggali Kata "Cerdas" atau "Smart, Kata Kunci di Abad ke-21

3 Desember 2019   12:30 Diperbarui: 3 Desember 2019   12:45 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sebenarnya fakta semacam ini sudah pernah kita dengar, contohnya sapi yang membutuhkan bantuan bakteri-bakteri yang hidup dalam saluran pencernaannya untuk mencerna rumput yang dimakannya. Hal yang serupa ternyata berlaku pada manusia. Keseimbangan komunitas bakteri yang hidup dalam saluran pencernaan telah dipercaya mempunyai kontribusi yang besar untuk menjaga kesehatan kita. Beberapa riset dalam beberapa tahun terakhir juga mulai menyarankan bahwa suasana hati bisa dipengaruhi oleh komunitas bakteri yang hidup dalam tubuh kita. Ditambah lagi dengan perkiraan bahwa tubuh manusia dewasa terdiri dari tidak hanya 30-40 triliun sel manusia, tapi juga 100 triliun sel-sel mikroba, maka kita benar-benar perlu memikirkan ulang bagaimana kita mendefinisikan diri kita sebagai manusia.

Kecerdasan istimewa manusia
Manusia, terlepas dari latar belakangnya, merupakan hasil kecerdasan alam yang paling istimewa. Manusia merupakan puncak dari kecerdasan alam. Manusia dianugerahkan dengan kesadaran akan eksistensinya dan dapat mempelajari dan memahami kecerdasan alam yang telah melahirkannya. 

Dengan pengetahuannya mengenai kecerdasan alam, manusia pun mampu mengkreasi berbagai kecerdasan artifisial, atau yang terkenal dengan istilah dalam bahasa Inggrisnya, Artificial Intelligence (AI). Dibandingkan dengan kecerdasan alam yang prosesnya berjalan lambat tapi telah berlangsung selama miliaran tahun, kecerdasan manusia berkembang sangat pesat.

Kecerdasan manusia bisa dikata baru dimulai ketika manusia menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan kata dan konsep sekitar 8.000 tahun yang lalu. Lalu, sekitar 5.500 tahun yang lalu, manusia baru memulai menggunakan sistem penulisan berbasis simbol. Kemudian, sistem penulisan berbasis alfabet yang dipakai secara luas saat ini lahir sekitar 3.000 tahun yang lalu. Tak lama kemudian, lahir pula sistem angka 0-9 yang kita gunakan sekarang. Sistem penulisan berbasis alfabet dan angka ini merupakan terobosan besar dalam sejarah manusia dan menjadi pendorong utama berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam beberapa ratus tahun belakangan.

Serupa seperti atom yang menyusun molekul, molekul menyusun sel, dst., maka abjad menjadi penyusun dasar untuk kata, kata menjadi penyusun dasar untuk kalimat, kalimat menjadi penyusun dasar untuk paragraf, dan paragraf menjadi penyusun dasar untuk pemikiran yang dipaparkan dalam suatu esai atau bab. Kumpulan pemikiran yang saling terkait satu sama lain membentuk kumpulan pengetahuan atau knowledge. Begitu pula dengan angka. 

Angka merupakan penyusun dasar bagi matematika dan kemampuan bernalar maupun mengindera, memahami ataupun memprediksi berbagai fenomena yang terjadi di sekitar kita. Dengan mengolah dan mengaitkan angka-angka yang diperoleh dari berbagai pengamatan atau eksperimen, manusia mampu memahami bahwa bumi berputar mengelilingi matahari dan bukan sebaliknya, membuat roket yang mengantarkan manusia ke bulan, memecahkan misteri bagaimana kehidupan bisa diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui DNA, memprediksi cuaca, hingga membuat berbagai teknologi yang menakjubkan dan mendominasi kehidupan modern saat ini.

Sistem penulisan berbasis alfabet dan angka yang dilahirkan oleh manusia ini bisa disandingkan dengan sistem penulisan DNA oleh alam untuk melahirkan beragam kehidupan di muka bumi, yang diperkirakan dimulai sejak 3,5 miliar tahun yang lalu. Dengan kecerdasannya, saat ini manusia masih terus berupaya memahami sistem penulisan DNA, dan bagaimana total DNA dari suatu makhluk hidup ditranslasikan menjadi protein atau mesin-mesin berukuran nano yang berkolaborasi untuk menggerakan kehidupan. 

Banyak hal yang masih bisa ditemukan dan dipelajari untuk memahami bahasa DNA, yang menjadi fondasi kecerdasan alam selama jutaan tahun. Pengetahuan serta prinsip-prinsip yang diperoleh sangat bisa menginspirasi dalam hal bagaimana kita bisa mengkreasi kecerdasan baru, termasuk bagaimana kita bisa mengelola konektivitas atau kolaborasi antar individu dalam menghadapi revolusi-revolusi industri berikutnya, yang datangnya mungkin semakin cepat. Ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang terus melaju kencang secara eksponensial. 

Disiplin ilmu  juga sudah tidak lagi linier, tetapi juga terjadi kolaborasi atau keterhubungan antara berbagai cabang-cabang ilmu yang ada, membentuk cabang-cabang ilmu baru seperti ekonofisika (ekonomi dan fisika), bioinformatika (biologi dan informatika), neuromarketing (neurosains dan marketing), matematika & olahraga, dan sebagainya.

Namun bagaimanapun, yang patut dicatat sekali lagi, kecerdasan berbasis pengetahuan tidak bisa hanya berhenti pada level individu. Kecerdasan manusia secara berkelompok telah dan akan terus menghasilkan terobosan-terobosan yang tidak mungkin dihasilkan oleh manusia secara individu. Kecerdasan kelompok lahir melalui berbagai komunitas, institusi negara/swasta, universitas, start-up, industri, dan sebagainya. 

Lebih jauh lagi, keterhubungan antara kecerdasan kelompok melahirkan kecerdasan yang lebih besar lagi, termasuk kecerdasan desa, kota dan negara. Dalam konteks ini, menjadi desa, kota, atau negara cerdas tidak hanya berarti setiap titik wilayah bisa terhubung oleh sarana transportasi, tetapi juga ada keterhubungan antara sumber daya manusia dengan berbagai sumber daya fisik dan bahkan sumber daya biologi.

Internet, pengakselerasi kecerdasan di abad ke-21

Di abad ke-21 ini, keberadaaan internet telah menjadi penggebrak dalam kaitannya dengan keterhubungan atau konektivitas. Internet memberi kemudahan kita untuk terhubung dengan banyak informasi, dan menjadi mutlak untuk meningkatkan kecerdasan di tingkat individu sampai negara. Internet juga telah menghubungkan kita dengan orang lain dalam beragam cara dan bahkan melahirkan cara-cara baru dalam beraktifitas melalui berbagai aplikasi online yang telah banyak bermunculan, termasuk toko online, bisnis online, edukasi online, ojek online, situs network sosial, situs karir online, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun