Mohon tunggu...
Fuad Zein
Fuad Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Impossible is nothing

Penikmat kesunyian di keheningan malam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersama Tri, Membungkam Pandemi dengan Berliterasi

15 Juli 2020   22:45 Diperbarui: 15 Juli 2020   22:39 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Impossible is nothing." 

Begitulah potongan slogan dikutip dari Muhammad Ali, yang kerap diasosiasikan dengan merek Adidas. Selayaknya selama pandemi ini berlangsung, tidak akan ada yang mustahil bahwa kita akan dapat melakukan apapun selama di rumah aja dalam #KalahkanJarak.

Sebelum pandemi ini berlangsung, saya sudah waspada kalau sewaktu-waktu di Indonesia juga akan menerapkan sistem di rumah aja. Karena sudah maraknya virus Covid-19 di pertengahan bulan Maret pada berbagai negara. Di mana yang sebelumnya kita bekerja dengan pergi ke kantor, kegiatan belajar-mengajar di sekolah atau di kampus, bahkan sampai berkumpul bersama teman-teman juga harus menjaga jarak, atau lebih tepatnya tidak diperbolehkan adanya perkumpulan untuk sementara waktu yang bisa disebut social distancing. Nah, kalau seperti ini, apa yang harus dilakukan dong?

"Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life."

Saya sangat setuju dengan kutipan di atas. "Pilihlah pekerjaan yang anda sukai, dan anda tidak akan perlu bekerja seumur hidup Anda." tutur Confucius, apabila kutipan tersebut diartikan. Kebetulan salah satu hobi saya adalah menulis, walaupun sebelumnya hanya menulis pada buku harian. Selama masa pandemi ini, ternyata banyak beragam hal yang dapat saya pelajari sambil mengisi kekosongan yang ada.

Bermula, pada awal tahun 2019 yang di mana pada masa pusingnya untuk mengumpulkan bahan rujukan, studi banding, penelitian dan bahkan harus rela menempuh jarak Ponorogo-Jogja berulang kali. Saat itu ketika sedang beristirahat di kos teman, ada adik angkatan asik bermain, ya memang sebetulnya dia bisa dikatakan maniak game. Saat itu dia mendekat, lalu berkata "Mas, main ini lho, banyak gamenya." Akhirnya dari sana saya mengenal game dari aplikasi Hago. Layaknya Game House pada komputer, hanya saat ini dapat dimainkan di hp pintar (smartphone).

Pada saat itu hanya main game seperti biasanya, sambil menghibur diri di sela-sela waktu kosong. Akhirnya pada masa WFH (Work from Home), saya melihat postingan status teman di aplikasi WhatsApp bahwa ada acara bincang online bersama Muhammad Subhan (penulis, editor dan pegiat literasi) dengan tema Puisi dan Prosa. Akhirnya saya tanya ke teman tersebut, bagaimana proses untuk mengikuti acaranya.

Setelah saya tanyakan tentang proses pendaftaran, ternyata acara tersebut disponsori dan termasuk kegiatan rutin oleh teman-teman komunitas HPI (Hago Puisi Indonesia). HPI merupakan salah satu komunitas pegiat literasi yang ada di ruang obrolan pada aplikasi Hago. 

Di mana kegiatan diskusi mereka yang bermula berkenalan dari aplikasi Hago dengan satu frekuensi hobi yang sama, membuat grup di WhatsApp, sampai mendatangkan sastrawan ternama seperti Muhammad Subhan dan Bode Riswandi dalam menambah wawasan di dunia literasi untuk diskusi bersama. Setelah bergabung dengan HPI, ternyata banyak komunitas literasi lainnya di aplikasi tersebut walaupun dengan nama komunitas yang berbeda.

Diskusi bersama saat di aplikasi Hago ataupun WhatsApp (sumber: dokumen pribadi)
Diskusi bersama saat di aplikasi Hago ataupun WhatsApp (sumber: dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun