Mohon tunggu...
Furqon Muhammad
Furqon Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Pengamat Sepak Bola Amatiran berbasis streaming, higlights, dan wifi kosan.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Arsenal Kalah, Akhirnya

29 Februari 2020   13:28 Diperbarui: 29 Februari 2020   13:28 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya berselang satu malam setelah saya menulis artikel berjudul "Apakah Arsenal Membaik Bersama Arteta?", Arsenal kalah. Arsenal harus mengakui keunggulan Olympiakos di Emirates Stadium. 

Arsenal kalah gol tandang dan konsekuensinya, Arsenal tidak lolos ke babak 16 besar. Mengecewakan mengingat Arsenal menang 1-0 di Karaiskakis Stadium sepekan sebelumnya. Kekalahan ini menjadi kekalahan pertama Arsenal di tahun 2020 setelah sebelumnya tidak terkalahkan dalam 10 laga. Arsenal kalah, akhirnya.

Dalam artikel sebelumnya saya menuliskan bahwa konsistensi adalah suatu hal yang wajib dimiliki sebuah tim apabila mereka ingin bersaing di kompetisi manapun. Parahnya, Arsenal tampaknya tidak pernah memiliki hal tersebut bahkan jika kita melihat catatan Arsenal 10 musim kebelakang. 

Arsenal hanya bisa meraih tiga gelar FA Cup dalam 10 musim terakhir. Dengan skuat yang pernah diisi oleh Alexis Sanchez, Robin Van Persie, Aaron Ramsey, hingga Arsenal memboyong Ozil, Lacazette, Aubameyang dan terakhir Pepe, Arsenal seharusnya sudah pernah meraih gelar juara Premier League atau UEFA Europa League sekali saja. Nyatanya, Arsenal terus menerus mematahkan hati para penggemarnya.

Liverpool menjadi kandidat tunggal juara Premier League musim ini berkat konsistensi yang ditunjukkan mereka. Inkonsistensi tim lain juga berpengaruh disini tapi konsistensi Liverpool musim ini memang tidak terbantahkan. 

Pasca memenangi laga melawan West Ham, Liverpool menyamai rekor kemenangan beruntun milik Manchester City yaitu 18 laga. Anda bisa bilang Liverpool memang dihuni pemain-pemain bintang, tapi Manchester City musim lalu juga berisi pemain yang tidak kalah hebat.

Salah dan rekan-relannya selalu bisa menunjukkkan performa yang mengagumkan. Tidak ada yang mau melawan Liverpool ketika trio Firmino-Mane-Salah dan duet Wijnaldum-Henderson berada di performa terbaik. Tapi saat salah satu dari mereka under perform, pemain lain tampil dan Liverpool selalu meraih hasil gemilang. 

Saat Salah atau Mane gagal menunjukkan kelasnya, Chamberlain dan Xhaqiri tampil. Saat Firmino gagal mengonversi peluang, Origi menyelamatkan. Dan masih banyak lagi kasus dimana setiap pemain selalu bisa menutupi kelemahan rekannya.

Sementara itu, Man City tertinggal dari Liverpool musim ini akibat tidak adanya pemain yang bisa mengisi lubang di lini belakang pasca cederanya Aymeric Laporte dan pensiunnya Vincent Kompany. 

Lini depan Man City selalu berfungsi dengan baik tapi ketika serangan balik, mereka kewalahan. Lihat saja ketika mereka melawan Wolves dimana dua gol tanpa balas dilesakkan dari skema counter attack dan Otamendi terlihat seperti Wile E. Coyote beradu lari dengan Road Runner alias Adama Traore

Anda saya sarankan kembali ke konsol game anda apabila anda masih berani bilang konsistensi adalah hal sepele. Real Madrid melakukannya saat mereka menjuarai Champions League tiga tahun beruntun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun