Mohon tunggu...
Furqon Muhammad
Furqon Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Pengamat Sepak Bola Amatiran berbasis streaming, higlights, dan wifi kosan.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Apakah Arsenal Membaik bersama Arteta?

29 Februari 2020   08:48 Diperbarui: 29 Februari 2020   08:49 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca kemenangan Arsenal kontra Everton, kepercayaan diri fans menggelegak. Arsenal naik ke posisi 9. Arsenal menjadi salah satu tim yang belum terkalahkan sejak malam tahun baru Bersama Bayern Munchen. Ozil kembali berkontribusi dalam permainan tim. Aubameyang berbagi posisi top skor sementara Bersama Vardy. Tapi apakah benar Arsenal membaik Bersama Arteta?

Saya selalu menonton pertandingan Arsenal sejak Arteta ditunjuk oleh manajemen Arsenal untuk memperbaiki performa Aubameyang dan kawan-kawan atau paling minimal saya menonton highlights dan analisa pertandingan dari Adrian Clarke. Memang jika melihat statistik, titik lemah Arsenal yaitu pertahanan, memang menunjukkan tanda-tanda yang baik. 

Arsenal mulai jarang kebobolan dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Mustafi bermain baik. Leno, well he will always be him. Leno bermain gemilang dengan mencatatkan 5 clean sheet sejak dilatih Arteta. Arsenal mencatatkan 19 gol dan hanya kebobolan 9 gol dari 12 laga. Statistik yang fantastis bukan? Tapi sekali lagi, apakah benar Arsenal membaik Bersama Arteta?

Jika anda menonton pertandingan kontra Everton lalu, Leno harus memungut bola 2 kali dari gawangnya akibat kesalahan koordinasi ketika situasi bola mati. Calvert-Lewin berhasil memanfaatkan bola liar dengan tendangan salto akibat buruknya clearance David Luiz. 

Gol Richarlison pun tercipta akibat buruknya penempatan Bellerin yang menyebabkan Richarlison tidak berada dalam posisi offside. Anda bisa bilang ini hanyalah kesalahan biasa, tapi inilah kesalahan-kesalahan yang kerap kali dilakukan Arsenal sehingga mereka terjebak di papan tengah.

Di lini tengah pun Arsenal masih memiliki banyak lubang yang harus diperbaiki. Granit Xhaka memang bermain baik, tapi di seperempat terakhir pertandingan, Xhaka kehilangan konsistensinya yang menyebabkan Arsenal banyak terpapar serangan balik dan umpan silang yang berbahaya. 

Bayangkan jika yang ada di dalam kotak penalti saat itu adalah Sergio Aguero, atau Olivier Giroud, bukan Calvert-Lewin. Arsenal pasti harus bermain imbang lagi.

Statistik memanglah penting, tapi keadaan di lapangan dan kerjasama pemain sangat menentukan keberhasilan tim. Akan sangat menarik apabila Arsenal mampu mereplikasi performa ketika melawan Manchester Merah di pertandingan melawan Liverpool dan Manchester Biru mendatang. Dalam sebuah liga dengan tingkat kompetisi yang tinggi, konsistensi adalah segalanya. 

Disaat tim-tim seperti Wolves dan Sheffield mampu mempertahankan performa, maka Arsenal yang gitu-gitu aja akan tetap berkutat di papan tengah. Bukan tidak mungkin musim depan kita akan melihat Aubameyang pergi demi bermain di Liga Champions alih-alih hanya memikirkan apakah saya akan meraih gelar top skor musim ini setiap pekan.

25 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun