Mohon tunggu...
Funpol
Funpol Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tumbuh dan Menggugah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasdem Deklarasi Anies, Berpesta di Tengah Duka

13 Oktober 2022   13:05 Diperbarui: 13 Oktober 2022   13:06 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oktober 2022 menjadi bulan kelam untuk Indonesia, sepakbola yang semestinya menjadi sarana sportivitas dan hiburan untuk masyarakat justru menjadi musibah yang penuh duka. Tercatat sekitar 131 yang menjadi korban jiwa dan ratusan korban luka-luka lainnya yang terjadi pada tragedi tersebut. Selain menyita perhatian nasional, kejadian yang terjadi di stadion Kanjuruhan itu pun menjadi sorotan internasional.

Barcelona, Arsenal, Liverpool, Bayern Munchen, dan klub eropa lainnya serentak menyatakan keprihatinannya, hingga prosesi mengheningkan cipta sebelum dimulainya pertandingan. Bahkan FIFA sebagai induk organisasi sepakbola dunia dikabarkan akan membentuk tim transformasi guna memperbaiki sistem persepakbolaan tanah air.

Di tengah air mata yang belum mengering di pipi keluarga para korban Kanjuruhan, masyarakat justru dikabarkan partai Nasdem yang mengumumkan calon presidennya pada pemilu 2024, yakni Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hanya beberapa hari setelah duka itu.

Tidak ada yang salah dari sebuah pengumuman dan deklarasi oleh siapapun termasuk dengan partai biru tersebut. Namun, secara etika perlu diketahui bahwa masyarakat yang sedang duka butuh empati terkait musibah dan menindaklanjuti upaya hukum yang seharusnya berjalan.

Dukungan dan tindaklanjut inilah yang seharusnya menjadi poin bagi para tokoh, pejabat bahkan sekelas partai sebagai wakil suara rakyat. Partai Nasdem dan Anies Baswedan yang menjadi aktor dalam deklarasi tersebut seakan tak dapat menahan hasrat politiknya, sehingga memaksakan diri membicarakan calon presiden disaat duka nasional. 

"Mari jadikan kegiatan kegiatan kegiatan partai sebagai sebagai wahana untuk bisa memupuk keteladanan, menguatkan solidaritas, dan melahirkan energi positif publik melalui ikhtiar politik empati agar bisa terus bersama merasakan ujian atas kedukaan ini," Ujar Surokim Abdussalam, pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center.

Sejatinya seorang pemimpin harus memiliki kepekaan terhadap kondisi yang tengah terjadi, sedangkan kegiatan deklarasi disaat duka seakan menunjukan hilangnya rasa simpati dari Partai Nasdem dan Anies Baswedan. Mereka seperti tengah berpesta disaat kuburan para korban yang belum kering.

Pendeklarasian ini pun semakin diperparah dengan kenyataan bahwa masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta belum benar benar usai. Duet Anies-Riza memimpin Ibukota sesungguhnya baru akan berakhir pada tanggal 16 Oktober 2022, tetapi justru sudah disibukan dengan agenda pencapresan. Meski tinggal hitungan hari, seharusnya Anies Baswedan tetap harus fokus menjalankan amanah yang sudah diberikan warga Jakarta pada tahun 2017 lalu.

Tercatat dua blunder yang terjadi dari pendeklarasian Anies Baswedan sebagai calon presiden dari partai Nasdem, yaitu tidak adanya empati terhadap korban tragedi Kanjuruhan, dan kedua yaitu sebelum berakhirnya masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta tetapi sudah disibukan agenda politik 2024.

Pemimpin sejati seharusnya mampu melihat situasi bagaimana politik menjadikan sarana untuk kebaikan masyarakat baik secara langsung dan mengedepankan kepekaan terhadap segala hal yang menimpa masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun